SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab
ย
NO : 1016
Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com
Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab
Judul bahasan
WAJIBNYA SHALAT BAGI ORANG SAKIT YANG MASIH MEMILIKI INGATAN YANB KUAT
๐ฌ Pertanyaan
Nama: Ummi mufidah
Angkatan: 04
Grup : T4.30
Nama Admin : Selvi
Nama Musyrifah : Ummu Sarah
Domisili : Jawa Barat
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
ุงูุณูุงู ุนูููู ูุฑุญู ุฉ ุงููู ูุจุฑูุงุชู
Izin bertanya Ustadz.
Jika orang sakit tidak berdaya dan pikun. Apakah masih wajib shalat?
Apakah bisa, jika yang sakit berbaring. Lalu kita yang membaca bacaan sholat ?
Mohon penjelasannya ustadz…
ุฌุฒุงูู ุงููู ุฎูุฑุง ูุจุงุฑู ุงููู ูููู .
ย Jawaban
ูุนูููู ุงูุณูุงู ูุฑุญู ุฉ ุงูููู ูุจุฑูุงุชู
ุจุณู ุงููู
Bismillah, wash shalaatu was salaamu โalaa rasulillaah, Amma baโdu.
A. Masih wajib shalat selama masih sadar.
โ Yang tidak dibebani shalat adalah jika sudah benar benar hilang akal. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
ุฑูุน ุงูููู ุนู ุซูุงุซ ุนู ุงููุงุฆู ุญุชู ูุณุชููุธ ูุนู ุงูุตุบูุฑ ุญุชู ููุจุฑ ูุนู ุงูู ุฌููู ุญุชู ูุนูู ุฃู ูููู
โ Catatan pena amal diangkat (amalnya tidak dicatat) untuk tiga orang: orang yang tidur sampai dia bangun, anak kecil sampai dia balig, dan orang gila sampai dia sembuh atau berakal .โ (HR An-Nasa’i dan Abu Daud; dinilai sahih oleh Al-Albani)
โ Namun jika ada orang yang sudah sangat tua dan dia masih sadar, belum hilang ingatannya, maka dia wajib shalat semampunya.
Jadi penyakit pikun selama masih memiliki ingatan tetap wajib shalat semampunya dan semoga hal ini menjadi keberkahan usia Beliau.
โ Adapun dengan keadaan sakit yang diderita maka shalatlah sesuai dengan kemampuan, bisa dengan duduk atau berbaring, jika tidak mampu berdiri atau berbaring menyamping ke kiblat jika tidak bisa juga lakukan dengan berbaring terlentang kaki diarah kiblat, jika ada yang membantunya. Namun jika tidak ada yang membantunya menghadapkan ke kiblat boleh shalat pada posisinya.
โ Bahkan saat sakitnya membuatnya tidak berdaya ajarkan shalat dengan isyarat .
Jika orang yang sakit sangat terbatas kemampuannya, seperti orang sakit yang hanya bisa berbaring tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya, namun masih berisyarat dengan kepala, maka ia shalat dengan sekedar gerakan kepala.
Dari Jabir radhiallahuโanhu beliau berkata:
ุนุงุฏ ุตูู ุงูููู ุนูููู ูุณูููู ู ู ุฑูุถูุง ูุฑุขู ูุตูู ุนูู ูุณุงุฏุฉู ุ ูุฃุฎุฐูุง ูุฑู ู ุจูุง ุ ูุฃุฎุฐ ุนูุฏูุง ููุตูู ุนููู ุ ูุฃุฎุฐู ูุฑู ู ุจู ุ ููุงู : ุตููู ุนูู ุงูุฃุฑุถู ุฅู ุงุณุชุทุนุช ุ ูุฅูุง ูุฃูู ุฅูู ุงุกู ุ ูุงุฌุนู ุณุฌูุฏูู ุฃุฎูุถู ู ู ุฑููุนูู
โRasulullah Shallallahuโalaihi wa Sallam suatu kala menjenguk orang yang sedang sakit. Ternyata Rasulullah melihat ia sedang shalat di atas bantal. Kemudian Nabi mengambil bantal tersebut dan menjauhkannya. Ternyata orang tersebut lalu mengambil kayu dan shalat di atas kayu tersebut. Kemudian Nabi mengambil kayu tersebut dan menjauhkannya. Lalu Nabi bersabda: Shalatlah di atas tanah jika kamu mampu, jika tidak mampu maka shalatlah dengan imaa (isyarat kepala). Jadikan kepalamu ketika posisi sujud lebih rendah dari rukukmuโ (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 2/306, dishahihkan Al Albani dalam Shifatu Shalatin Nabi, 78).
Makna al-imaa dalam Lisanul Arab disebutkan:
ุงูุฅูู ุงุกู: ุงูุฅุดุงุฑุฉ ุจุงูุฃูุนูุถุงุก ูุงูุฑุฃูุณ ูุงููุฏ ูุงูุนูู ูุงูุญุงุฌุจ
โAl-Imaa` artinya berisyarat dengan anggota tubuh seperti kepala, tangan, mata, dan alis.โ
Syaikh Muhammad bin Shalih Al- โUtsaimin mengatakan:
ูุฅู ูุงู ูุง ูุณุชุทูุน ุงูุฅูู ุงุก ุจุฑุฃุณู ูู ุงูุฑููุน ูุงูุณุฌูุฏ ุฃุดุงุฑ ูู ุงูุณุฌูุฏ ุจุนูููุ ููุบู ุถ ููููุงู ููุฑููุนุ ููุบู ุถ ุชุบู ูุถุงู ููุณุฌูุฏ
โJika orang yang sakit tidak sanggup berisyarat dengan kepala untuk rukuk dan sujud maka ia berisyarat dengan matanya. Ia mengedipkan matanya sedikit ketika rukuk dan mengedipkan lebih banyak ketika sujud.โ
โ Dan orang yang sakit jika sakitnya membuat ia kesulitan untuk shalat pada waktunya masing-masing, dibolehkan baginya untuk menjamak shalat antara Dhuhur dan Ashar kemudian Maghrib dan Isya .
B. Bukan kita yang bacakan tapi ajarkan untuk mengerjakan sesuai kemampuanya. Kita beri tahu Beliau agar melakukanya sesuai keadaan kita boleh membantunya bersuci saja.
Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya sama sekali namun masih sadar, maka shalatnya dengan hatinya. Yaitu ia membayangkan dalam hatinya gerakan-gerakan shalat yang ia kerjakan disertai dengan gerakan lisan ketika membaca bacaan-bacaan shalat. Jika lisan tidak mampu digerakkan, maka bacaan-bacaan shalat pun dibaca dalam hati.
Kita memohon Afiyah dan keselamatan kepada Allah As Salaam agar kita masih mendirikan shalat di saat kita sakit.
ูุงููู ุชุนุงูู ุฃุนูู
ย Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro Lc
Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)โฃโฃ
WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah