SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 285 – BAGAIMANA CARA MELUNASI UTANG KEPADA PEMBERI PINJAMAN YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA?

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 285

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

BAGAIMANA CARA MELUNASI UTANG KEPADA PEMBERI PINJAMAN YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA?

 Pertanyaan
Nama : Ukhti Ria Arieta R.
Angkatan : –
Grup : 033
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Afwan Ustadz ijin bertanya.

Saya bertanya perihal utang piutang.
Saya pernah pinjam uang sama adik saya untuk biaya walimah di rumah. Tetapi adik saya sudah meninggal dan saya belum sempat membayar utang, apakah saya bisa membayar utang saya kepada adik saya itu?
Tolong bantuannya, karena saya sekarang Alhamdulillah punya uang setengah dari utang saya ke adik saya?

Syukran.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasulillaah. Amma ba’du.

Utang adalah permasalahan serius yang harus kita lunasi di dunia ini agar kita tidak tergadaikan disebabkan utang yang belum lunas.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

نَفْسُ المُؤْمِن مُعَلَّقَةٌ بِدَينِهِ حَتَّى يُقضَى عَنهُ

“Jiwa seorang Mukmin tergantung karena utangnya sampai (utang itu) dilunasi”.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad; dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Jami’ Ash-Shaghir No. 6779)

Cara melunasi utang kepada kreditur yang telah meninggal

Kaidah yang berlaku ketika seseorang memegang harta orang lain adalah :

1. Dikembalikan ke pemiliknya

2. Jika sudah tidak ada maka diserahkan ke ahli waris yang terdekat dengannya

3. Jika tidak memungkinkan untuk menemui mereka, maka disedekahkan atas nama pemilik harta itu.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan :

قَالَ الْغَزَالِيُّ إذَا كَانَ مَعَهُ مَالٌ حَرَامٌ وَأَرَادَ التَّوْبَةَ وَالْبَرَاءَةَ مِنْهُ فَإِنْ كَانَ لَهُ مَالِكٌ مُعَيَّنٌ وَجَبَ صَرْفُهُ إلَيْهِ أَوْ إلَى وَكِيلِهِ فَإِنْ كَانَ مَيِّتًا وَجَبَ دَفْعُهُ إلَى وَارِثِهِ وَإِنْ كَانَ لِمَالِكٍ لَا يَعْرِفُهُ وَيَئِسَ مِنْ مَعْرِفَتِهِ فَيَنْبَغِي أَنْ يَصْرِفَهُ فِي مَصَالِحِ الْمُسْلِمِينَ الْعَامَّةِ كَالْقَنَاطِرِ وَالرُّبُطِ وَالْمَسَاجِدِ وَمَصَالِحِ طَرِيقِ مَكَّةَ وَنَحْوِ ذَلِكَ مِمَّا يَشْتَرِكُ الْمُسْلِمُونَ فِيهِ وَإِلَّا فَيَتَصَدَّقُ بِهِ عَلَى فَقِيرٍ أَوْ فُقَرَاءَ

“Al Imam Al Ghazali menyebutkan, barang siapa yang menyimpan harta haram (yang bukan haknya) dan ia hendak bertaubat dari perbuatannya serta hendak berlepas diri dari harta haram tersebut, hendaklah ia mencari si pemilik sah harta itu, apabila pemilik sah sudah meninggal, hendaknya harta itu diserahkan kepada ahli warisnya.

Namun jika si pemilik sah dan ahli warisnya tidak diketahui juga, hendaknya harta tersebut disalurkan pada maslahat kaum Muslimin, seperti untuk membangun jembatan, masjid, menjaga perbatasan negara Islam, dan sektor lain yang bermanfaat untuk segenap kaum Muslimin. Atau boleh juga ia sumbangkan kepada fakir miskin”.
(Nawawi, Majmu’ Syarh Muhazzab, 9:351).

والله تعالى أعلم

13 November 2021.

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button