SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 314 – PENJELASAN MENGENAI FIRASAT DALAM ISLAM

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO :  314

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

PENJELASAN MENGENAI FIRASAT DALAM ISLAM

  Pertanyaan
Nama : Hilda Lestari
Angkatan : 02
Grup : 04
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Apakah ‘firasat’ itu ada di dalam Islam?

Misalnya si anak berkata: “Saya sudah berfirasat bahwa ibu saya akan meninggal, saya sudah melihat tanda-tandanya”.

Atau semisalnya seorang teman yang berfirasat bahwa temannya akan kecelakaan.

Bagaimana Islam memandang hal ini, apakah termasuk syirik? Karena mengetahui perkara ghaib.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Tidak ada seorang pun yang tahu di mana dia akan mati terlebih lebih waktunya kapan terjadi.

Rahasia ajal hanya dalam ilmu Allah Yang Maha Mengetahui perkara ghaib.

Allah Ta’alaa menegaskan,

وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ

“Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh)”.

قال ابن عباس : هو اللوح المحفوظ

“Ibnu Abbas mengatakan, “Itu adalah Lauhul Mahfudz”.
(Al-Bahr al-Muhith, 9/237).

Maka tidak seorang pun yang mengetahui secara pasti tentang ajal seseorang.

Firasat

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitab Madarijus Salikin.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda”.
[Al-Hijr: 75].

Ulama memiliki beberapa tafsiran tentang makna ‘mutawassimin’ dalam ayat di atas.

Al Imam Mujahid berpendapat bahwa mutawassimin dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang memiliki firasat.

Beliau membagi firasat menjadi 3 :

1. Firasat Imaniyah

Inilah yang disebut oleh Ibnu Al-Qayyim dengan firasat imaniyah, firasat yang berkaitan dengan iman. Sebabnya adalah cahaya yang dimasukkan Allah ke dalam hati hamba, sehingga bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil, yang jujur dan yang dusta.

Firasat ini tergantung kekuatan iman. Siapa yang imannya lebih kuat, maka firasatnya lebih tajam. Pokok firasat ini berasal dari kehidupan dan cahaya yang diberikan Allah Ta’ala pada hamba yang dikehendaki-Nya, akibatnya hati hidup dan bersinar karenanya, sehingga hampir-hampir firasatnya tidak pernah meleset.

Berdasarkan hal tersebut, seorang yang alim dan shalih bisa mengenal kondisi seseorang atau memprediksi akibat dari suatu perbuatan di masa yang akan datang berdasarkan bashirah dan ilmu agama yang dimilikinya.

Adapun dua firasat yang lain tidak berhubungan dengan keimanan.

2. Firasat Riyadhiyah

Diperoleh dengan latihan dan pengalaman seperti ketika cuaca pagi begini sore akan hujan, dan sebagainya.

Banyak orang jahil terkecoh dalam firasat ini, karena sejatinya para pendeta pun atau orang fafiq mampu untuk berfirasat seperti ini. Firasat ini tidak mengungkap kebenaran yang bermanfaat dan tidak dengan jalan yang lurus.

3. Firasat Kholqiyah.

Yaitu yang berkaitan dengan ciptaan-ciptaan.

Seperti firasat seorang dokter ketika melihat bentuk kepala yang kecil dari pasiennya dari ukuran normal maka dia berfirasat kalau kecerdasannya dan cara berpikirnya juga kurang dan sebagainya.

Dalam Madarijus Salikin juga disebutkan firasat orang yang mulia.

Kami beri contoh tentang firasat Asyiah saat menemukan bayi Musa ‘alahi salam. Bahwa kelak bayi ini akan memberi manfaat, dan benarlah 40 tahun terbukti bayi tersebut menjadi seorang Nabi dan Rasul.

Kesimpulan :
Di dalam Islam ada firasat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang menjaga keimanan bahkan firasat tersebut tidak meleset bagi mereka yang menjaga pandangan dari yang diharamkan, menahan diri dari nafsu, mengisi hatinya dengan pengawasan Allah dan zhahirnya dengan mengikuti Sunnah dan memakan makanan yang halal saja.

والله تعالى أعلم بالصواب

19 November 2021.

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button