SBUMSBUM Akhwat

SBUM NOMOR 203 – SHALAT SUNNAH TIDAK DIWAJIBKAN UNTUK BERDIRI, APAKAH BERLAKU UNTUK SEMUA SHALAT SUNNAH ATAU SAAT MELAKUKAN SAFAR SAJA?

SBUM

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

NO  :  203

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul Bahasan

SHALAT SUNNAH TIDAK DIWAJIBKAN UNTUK BERDIRI, APAKAH BERLAKU UNTUK SEMUA SHALAT SUNNAH ATAU SAAT MELAKUKAN SAFAR SAJA?

Pertanyaan

Nama       : Erti Sumiati

Angkatan : 01

Grup        : 086

Domisili  : Tangerang

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin. Afwan, Ustadz izin bertanya berkaitan dengan materi yang dishare pagi ini, hari Senin tanggal 1 Sya’ban 1442 H bahwa shalat sunnah tidak diwajibkan untuk berdiri, apakah berlaku untuk semua shalat sunnah atau saat melakukan safar saja?

 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

 

Al Qiyam (Berdiri) merupakan rukun shalat dalam shalat faridhah.

Adapun dalam shalat nawafil (shalat sunnah) entah itu shalat Dhuha, shalat Tahajjud, shalat Tahyatul Masjid, shalat Rawatib, dll, maka berdiri hukumnya sunnah dan sebuah fadhilah (lebih utama dari pada duduk).

Karena jika dilakukan shalat sunnah sambil duduk maka dia tidak mendapatkan pahala nawafil akan tetapi mendapatkan setengah pahalanya saja. Shalat sunnah boleh dilakukan sambil berdiri maupun duduk, meskipun dia sehat dan mampu berdiri.

Di antara kebiasaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika menaiki kendaraan (onta), Beliau melakukan shalat sunnah di atas punggung tunggangannya.

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan,

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي فِى السَّفَرِ عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ يُومِئُ إِيمَاءً

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam shalat ketika safar di atas kendaraan, mengikuti arah kendaraannya. Beliau bergerak (sujud-rukuk) dengan isyarat. (HR. Bukhari 955).

 

Ibnu Qudamah mengatakan,

“Ulama sepakat, boleh shalat sunnah sambil duduk, meskipun mampu berdiri. Dalam kitabnya Al-Mughni, beliau menegaskan,

” لا نعلم خلافاً في إباحة التطوع جالساً ، وأنه في القيام أفضل ، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم : ( مَنْ صَلَّى قَائِمًا فَهُوَ أَفْضَلُ ، وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ ) متفق عليه

“Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat tentang bolehnya shalat sunnah sambil duduk. Hanya saja, berdiri lebih utama. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Siapa yang shalat sambil berdiri, itu yang paling baik. Siapa yang shalat sambil duduk, dia mendapat pahala setengah dari pahala yang shalat berdiri.” [Riwayat Bukhari-Muslim. (al-Mughni, 2/105)].

 

Semoga Allah menjadikan kita dan anak keturunan kita semua sebagai ahli shalat.

(رَبِّ ٱجۡعَلۡنِی مُقِیمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّیَّتِیۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَاۤءِ)

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat. Wahai Rabb kami, perkenankanlah do’aku.” [Surat Ibrahim 40].

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro Lc.

Diperiksa oleh : Ustadz Yudi Kurnia, Lc.

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
📬 Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button