SBUMSBUM Akhwat

T 167. BOLEHKAH MEMBANTU MEMASAK DI PERAYAAN MAULID?

BOLEHKAH MEMBANTU MEMASAK DI PERAYAAN MAULID?

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

Pertanyaan

Nama : Safitri

Angkatan : 01

Grup : 079

Domisili :

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

‘Afwan Ustadz, ana izin bertanya.

Dalam Islam kan tidak ada perayaan Maulid, perayaan rajaban, haul kematian, namun mertua ana masih melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu, sedangkan ana sudah berlepas diri dari kegiatan yang tidak sesuai tuntunan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam. Namun ana bingung jika disuruh bantu memasak, khawatir ana ikut mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dengan cara membantu masak. Tapi kalau tidak dibantu masak, kasihan lihat mertua kerepotan masak banyak sendirian.

Bagaimana hukumnya membantu masak untuk kegiatan di luar tuntutan Nabi?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Safitri hafizhakillah (semoga Allah menjagamu).

Wa Jazaakumullahu khairan. Wa fiikum baarakallah.

Para ahli ilmu telah menjelaskan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih bahwa tidak boleh kita tolong menolong dalam keburukan atau kejelekan. Terlebih lagi ritual-ritual bid’ah seperti itu, maka Ukhti harus berusaha untuk tidak membantu masak yang nantinya kita semua tahu masakan tersebut dihidangkan untuk acara yang jelas-jelas bid’ah tersebut.

Salah satu prinsip aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah kita sebagai anak wajib taat kepada orang tua selama tidak diperintahkan untuk maksiat, jika diperintah maksiat maka wajib kita tolak dengan cara yang baik.

Terlebih lagi para ulama telah sepakat bahwa bid’ah itu lebih dicintai Iblis daripada maksiat.

Allahul musta’aan.

Kami sarankan dan barangkali bisa dipraktikkan:

  1. Berikan penjelasan yang ilmiah, perlahan dan baik kepada mertua Ukhti sehingga bisa diterima oleh akal beliau bahwa di dalam ajaran Islam tidak boleh acara-acara seperti ini.
  2. Belikan buku-buku Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih lalu dihadiahkan untuk mertua tercinta atau diletakkan di tempat di mana mertua biasa duduk dan beristirahat sehingga buku-buku tersebut dapat dibaca dan dipahami oleh beliau.
  3. Belikan dan hadiahkan mertua Ukhti radio kecil khusus untuk mendengarkan dan menyimak ceramah-ceramah agama Islam di radio Rodja dan lainnya.
  4. Hubungi orang-orang yang sudah kenal Sunnah akan tetapi kata-kata dan nasihatnya dihormati dan disegani oleh mertua untuk mendekati dan mendakwahi mertua Ukhti.
  5. Perkenalkan teman-teman Ukhti yang sudah kenal Sunnah dan yang seusia dengan mertua kepada mertua agar menjadi sahabat.

Wallahu a’lam. Wallahul muwaffiq.

Semoga bermanfaat.

Referensi:

  1. Mendakwahi Orang Tua, Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz & Dr. Fadhl Ilahi, Darus Sunnah.
  2. Langkah Praktis Mendakwahi Keluarga, Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Pustaka Imam Bonjol.
  3. 101 Cara Mudah Mendidik Keluarga, Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Pustaka Imam Bonjol.

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : Ustadz Abu Uwais Muhammad Yasin bin Sutan Muslim bin Amir bin Syamsuddin.

Diperiksa oleh : Ustadz Rosyid Abu Rosyidah S.Ag, M.Ag.

Tambahan dari : Ustadz Rosyid Abu Rosyidah S.Ag, M.Ag.

Peran penting ada pada suami, beliau yang harus lebih intens dalam memberikan pemahaman Sunnah bahwa acara seperti itu tidak ada landasannya dalam agama.

Sebab bagaimanapun juga, suara Anda dibanding suara suami sebagai anak sendiri pasti lebih kuat & didengar suara suami. Terlebih pada umumnya anak laki-laki itu dekat & didengar ibu.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

https://grupislamsunnah.com/official-account-grup-islam-sunnah/

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button