SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 262 – KELUAR CAIRAN SETELAH SUCI

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO :  262

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

KELUAR CAIRAN SETELAH SUCI

  Pertanyaan
Nama : Binda Mimma
Angkatan : 01
Grup : 44
Domisili : –

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Pertanyaan yang sama, ya Umm mengenai haid..

Teman saya sudah 15 hari dan menjalani KB karena dokter menyarankan ada masalah di rahimnya.

Sudah mandi nanti terkadang muncul fleknya bersela-sela begitu. Kadang hari flek besok tidak, tidak berurutan.

Hukumnya bagaimana, Umm?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Alhamdulillahi, wash shalaatu was salaamu ‘alaa Rasullillah. Amma ba’du.

Keluar Cairan Setelah Suci

Jika setelah datang tanda suci dengan salah satu indikator di atas, kemudian muncul cairan keruh atau kekuningan, atau kecoklatan maka tidak dihitung sebagai haid.

Sehingga tetap berkewajiban shalat, puasa, sebagaimana layaknya wanita suci.

Ini berdasarkan keterangan Ummu Athiyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:

كُنَّا لَا نَعُدُّ الْكُدْرَةَ، وَالصُّفْرَةَ بَعْدَ الطُّهْرِ شَيْئًا

“Kami tidak menganggap cairan keruh atau kekuningan setelah suci sebagai bagian dari haid”.
(HR. Abu Daud 307 dan dishahihkan al-Albani).

Kesimpulan:

°Cairan keruh atau kekuningan yang bersambung dengan haid, dihitung sebagai haid. Dan baru dikatakan haid berhenti jika keluar cairan putih atau tidak keluar cairan apapun.

°Cairan keruh atau kekuningan yang muncul setelah haid berhenti, tidak dihitung haid. Baik dengan keluarnya keputihan atau sudah tidak lagi keluar cairan.Inilah pendapat dalam madzhab Hanafiyah, Hambali, salah satu pendapat Malikiyah, salah satu pendapat Syafi’iyah, dipilih juga oleh Ibnu Taimiyah, termasuk Syaikh Ibnu Baz, dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin.
Lihat Mulakhkash Fiqh Al-‘Ibadat, hlm. 139

Jadi dalam kasus Ibu fulanah di atas maka tetap harus mengerjakan shalat dengan berwudhu di setiap shalatnya dan memasang pembalut untuk mencegah mengalirnya cairan tersebut.

‎الكدرة التي تسبق الدم : إن كانت منفصلة عن دم الحيض [ منقطعة عنه ] ، ولم تصاحبها أعراضه ، من الآلام التي تشعر بها المرأة فلا تعد حيضا ، فالواجب على المرأة أن تصلي بعد أن تتطهر لكل صلاة ، بأن تغسل المحل وتعصبه ، ثم تتوضأ .

“Flek kecoklatan yang mendahului sebelum keluarnya darah, jika keluarnya terpisah dengan darah haid dan tidak disertai ciri-cirinya seperti rasa sakit yang dirasakan oleh seorang wanita, maka tidak dianggap sebagai haid. Maka bagi seorang wanita tetap diwajibkan melaksanakan shalat setelah bersuci setiap akan mendirikan shalat dengan cara membasuh tempat keluarnya tersebut lalu menahan keluarnya dengan pembalut kemudian berwudhu”.
(Jawaban dari Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhohullah)

والله تعالى أعلم

 Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button