SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 310 – KIAT-KIAT AGAR SHALAT KHUSYU’

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO :  310

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

KIAT-KIAT AGAR SHALAT KHUSYU’

 Pertanyaan
Nama : Rina Putri Yanti
Angkatan : 02
Grup : 04
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz.

Bagaimana kiat-kiat agar shalat kita bisa khusyu’?

Mohon penjelasannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Kiat-kiat untuk mendapatkan kekhusyu’an ketika shalat sebagai berikut ini :

1. Mempersiapkan shalat sebaik mungkin dengan berwudhu sesuai dengan contoh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

2. Thuma’ninah (tenang dan tidak tergesa-gesa dalam shalat).

3. Mengingat kematian ketika shalat.

Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظنُّ أنَّه يُصلِّي صلاةً غيرَها

“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya”.

4. Mentadabburi makna ayat yang dibaca ketika shalat dan do’a-do’a dalam gerakan shalat. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla :

والذين إذا ذكروا بآيات ربهم لم يخروا عليها صما وعميانا

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta”
(QS. Al Furqan: 73).

5. Mengetahui bahwasanya Allah sedang menjawab bacaan shalatnya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً: فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

‘Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan, maka ketika hamba-Ku berkata “{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} (Segala Puji Hanya Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam)”, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hamba-Ku telah memuji-Ku”, dan ketika seorang hamba berkata, “{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)”, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hamba-Ku telah memuji-Ku”, dan ketika seorang mengucapkan, “{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } (Yang Menguasai di Hari Pembalasan)”, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah memuliakan Aku” – dan (Abu Hurairah) pernah mengatakan (dengan redaksi), “Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku’, dan ketika seseorang berkata,

{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ }

“(Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya”, dan ketika seseorang berkata :

{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ }

“(Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat)”, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Ini adalah bagi hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia pinta””.
(HR Muslim).

6. Menggunakan sutroh (pembatas) ketika shalat

7. Dan lain-lain

Saran kami untuk Ukhty yang mempunyai anak yang sedang latihan berjalan, hendaknya ketika shalat boleh bagi ukhty untuk menggendong bayi tersebut ketika posisi berdiri dan diletakkan kembali ketika sujud, atau letakkan bayi di baby walker supaya tidak terjatuh atau diletakkan di baby box agar aman. Hal berikut supaya shalat Ukhty tidak dihantui kekhawatiran dan ketakutan akan sesuatu terjadi ke anak.

والله تعالى أعلم

18 November 2021

Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button