SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 410 – LAMA MASA ‘IDDAH DAN SANKSI JIKA MELANGGAR

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 410

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

LAMA MASA ‘IDDAH DAN SANKSI JIKA MELANGGAR

 Pertanyaan
Nama : Fulanah
Angkatan : 02
Grup : 29
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Saya sudah 3 tahun lebih pisah dengan suami. Dan beberapa bulan ini saya baru mengurus ke pengadilan. Dalam 2x persidangan suami saya tidak hadir akhirnya hakim menyetujui gugatan saya jatuh talak 1.

Yang saya mau tanyakan kepada Ustadz adalah :

1. Masa ‘iddah saya dihitung dari kapan dan berapa lama?
2. Apakah ada sanksi jika melanggar masa ‘iddah?

Demikian, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

1️⃣ Masa iddah adalah masa penantian seorang wanita setelah ditinggalkan mati oleh suaminya atau diceraikan oleh suaminya dengan menunggu kelahiran sang bayi atau berakhirnya quru’ atau beberapa bulan yang telah ditetapkan oleh syari’at.

2️⃣ Masa ‘iddah telah diatur dalam Islam di antaranya yang harus alami oleh Ukhty adalah masa ‘iddah setelah bercerai dengan suami.

1. Masa ‘iddah bagi yang masih haid
Masa ‘iddah wanita jenis ini adalahtiga kali haidh, berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla :

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ

“Wanita-wanita yang ditalak
hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.”

Quru’ menurut yang kuat adalah haid. Jika keluar keputusan dan Ukhty dalam kondisi haid maka dihitung setelah 3 kali haid.

2. Masa ‘iddah bagi wanita yang belum pernah sama sekali haid atau sudah menopause maka masa ‘iddah 3 bulan. Sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla :

وَاللَّائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ

“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa ‘iddahnya), maka masa ‘iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid.
(QS. Ath-Thalaq: 4).

3. Apabila Ukhty dalam keadaan hamil maka masa ‘iddah adalah sampai melahirkan.

Hal ini sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla :

وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ

“Dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid, dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya”.
(QS. Ath-Thalaq 4).

4. Masa ‘iddah bagi wanita yang ditinggal kematian oleh suaminya dan ia dalam keadaan tidak hamil maka waktunya adalah 4 bulan 10 hari.

Allah Azza Wa Jalla berfirman :

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُ‌ونَ أَزْوَاجًا يَتَرَ‌بَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْ‌بَعَةَ أَشْهُرٍ‌ وَعَشْرً‌ا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُ‌وفِ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ‌

“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat,”.
(QS. Al Baqarah: 234)

5. Apabila Ukhty yang melakukan khulu’ (gugatan cerai) maka masa ‘iddah sekali haid. Dihitung 1 haid setelah keluarnya keputusan dari pengadilan agama.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ امْرَأَةَ ثَابِتِ بْنِ قَيْسٍ اخْتَلَعَتْ مِنْ زَوْجِهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَعْتَدَّ بِحَيْضَةٍ

“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa istri Tsabit bin Qais menggugat cerai dari suaminya pada zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkannya untuk menunggu sekali haid.
(HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

3️⃣ Sangsi bagi wanita yang melanggar masa ‘iddah adalah adalah ia berdosa kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi tidak adanya qadha’ ‘iddah.

🤲 Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita dalam menjalankan syariat-Nya

والله تعالى أعلم

  Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button