SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 494 – HUKUM MEMBACA AL FATIHAH DI AWAL DAN AKHIR DO’A

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 494

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

HUKUM MEMBACA AL FATIHAH DI AWAL DAN AKHIR DO’A

Pertanyaan
Nama : Endang Sri
Angkatan : 03
Grup : 28
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Membaca surat Al Fatihah setelah berdo’a merupakan kebiasaan kaum Muslim sejak lama, sehingga para ulama pun juga telah membahas persoalan itu.

Demikianlah pandangan ulama dari berbagai madzhab mengenai hukum membaca surat Al Fatihah yang disertakan di saat seorang itu berdo’a.

Madzhab Hanafi
Al Allamah Ali Qari Al Hanafi berkata setelah menyebut sebuah atsar dari Atha’ mengenai membaca Al-Qur’an untuk terkabulnya hajat,

”Inilah asal bagi apa yang populer bagi manusia dari pembacaan Al Fatihah dalam rangka pemenuhan hajat-hajat dan diperolehnya perkara-perkara penting.”
(dalam Al Asrar Al Marfuah Hal. 252).

Madzhab Syafi’i
Sedangkan di kalangan ulama Madzhab Syafi’i beberapa ulama menyatakan bolehnya menutup do’a dengan Surat Al Fatihah, di antara mereka adalah :

Imam  Asy Syihab Ar Ramli dimintai fatwa mengenai hukum membaca Al Fatihah setelah do’a setelah melaksanan shalat.
Apakah ia memiliki asal Sunnah ?

Imam Ar Ramli pun menjawab, ”Membaca Al Fatihah di pembukaan dan di akhiran do’a atau untuk menunaikan hajat atau di permulaan majelis-majelis kebaikan atau di selain itu dari perkara-perkara yang penting bagi manusia. Ia adalah perkara yang disyari’atkan.”
(dalam Fatawa Al Allamah Asy-Syihab Ar Ramli, 1/160).

Pendapat serupa disampaikan oleh Ibnu Allan Ash Shiddiqi Asy Syafi’i dalam kitabnya. (Dalil Al Falihin li Thuruq Riyadh Ash-Shalihin, 6/200).

Madzhab Hanbali
Syaikh Yusuf bin Abdil Hadi Al Hanbali yang masyhur dengan sebutan Ibnu Al Mibrad menulis sebuah risalah “Istianah bi Al Fatihah Ala Najah Al Umur.”

Dalam risalah itu Ibnu Abdil Hadi menyampaikan, ”Maka hendaklah engkau- semoga Allah merahmatimu- memperbanyak membaca Al Fatihah terhadap persoalan-persoalan dan hajat-hajatmu serta obat-obatmu serta kepentingan-kepentinganmu juga untuk setiap hal yang engkau hadapi.”
(Istianah bi Al Fatihah Ala Najah Al Umur, hal. 375, diterbitkan dalam Jamharah Al Ajza` Al Haditsiyah).

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Tidak disyariatkan dalam do’a agar diawali ataupun diakhiri dengan Al-Fatihah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahu berkata :

قراءة الفاتحة بين يدي الدعاء ، أو في خاتمة الدعاء من البدع ؛ لأنه لم يرد عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يفتتح دعاءه بقراءة الفاتحة ، أو يختم دعاءه بالفاتحة ، وكل أمر تعبدي لم يرد عن النبي صلى الله عليه وسلم ، فإن إحداثه بدعة

“Membaca Al Fatihah ketika hendak berdo’a atau ketika selesai berdo’a itu merupakan kebid’ahan. Karena tidak terdapat riwayat dari Nabi Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bahwa Beliau membuka do’a dengan Al Fatihah atau menutup do’a dengan Al Fatihah. Setiap amalan ibadah yang tidak terdapat dalilnya dari Nabi Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam, maka membuat-buat amalan tersebut adalah kebid’ahan”.
(Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Al Utsaimin, 14/159).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak juga mengatakan :

قراءة الفاتحة عند ختم الدعاء بدعة لا أصل لها من كتاب ، ولا سنة ، ولا من فعل الصحابة ، ولا من تبعهم بإحسان ، فلا يجوز تحري ذلك ، فإن تخصيص الذكر أو القراءة في وقت ، أو حال ، أو مكان لا يجوز إلا بدليل

“Membaca Al Fatihah di akhir do’a termasuk kebid’ahan yang tidak ada dasarnya sama sekali. Tidak ada dari Al-Qur’an, tidak ada dari Sunnah, atau pun dari perbuatan Shahabat atau pun para Tabi’in. Maka tidak boleh mengamalkannya. Karena mengkhususkan suatu dzikir atau bacaan Qur’an di suatu waktu, atau dikhususkan di suatu tempat, tidak diperbolehlan kecuali dengan dalil”.
(dari http://ar.islamway.net/fatwa/8416).

✓ Berdo’a yang disyari’atkan adalah dengan menyertakan asmaul husna yang Allah Ta’ala miliki yang Allah Ta’alaa menyebutkan perkara tersebut dua kali dalam Al-Qur’an.

{ وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَاۤءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِینَ یُلۡحِدُونَ فِیۤ أَسۡمَـٰۤىِٕهِۦۚ سَیُجۡزَوۡنَ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ }

“Dan Allah memiliki Asmā’ul Ḥusnā (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmā’ul Ḥusnā itu….
(QS. Al-A’raf: 180).

{ قُلِ ٱدۡعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدۡعُوا۟ ٱلرَّحۡمَـٰنَۖ أَیࣰّا مَّا تَدۡعُوا۟ فَلَهُ ٱلۡأَسۡمَاۤءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ

“Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Raḥmān. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmā’ul Ḥusnā)”.
(QS. Al-Isra’: 110).

Pilihlah asmaul husna yang sesuai dengan kandungan makna untuk masalah yang kita hadapi. Bertawassullah dengan nama tersebut dengan penuh keyakinan niscaya do’a kita akan diijabah.

Kemudian sertakan pula do’a-do’a kita dengan shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

والله تعالى أعلم بالصواب

Februari 2021.

Dijawab oleh : Ustadz WukirSaputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button