SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 507 – CARA DAKWAH KEPADA ORANG TUA YANG BERBEDA MANHAJ

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 507

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

CARA DAKWAH KEPADA ORANG TUA YANG BERBEDA MANHAJ

 Pertanyaan
Nama : Lia Sholikhatus
Angkatan : 03
Grup : 039
Nama Admin : Novrida
Nama Musyrifah : Henni Hidayati
Dahlan
Domisili : Jawa Timur

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Afwan, ana mau bertanya.

Ana tinggal di Dusun Sumber Tugu Desa Tangunan Kec. Puri Kab. Mojokerto.

Keluarga besar ana termasuk keluarga ana tumbuh di lingkungan agamis, namun banyak praktik yang tidak sesuai Sunnah Rasulullah. Sering sekali rutinan hingga kajian tiap minggu 3 kali, namun isinya memperkuat majelis-majelis tahlil, diba’ juga membantah dakwah-dakwah kajian salaf.

Ana seorang anak perempuan dari 2 bersaudara, saya ada kakak laki-laki. Keluarga saya ikut kajian di pondok setiap minggu, ana dulu setiap hari, namun Alhamdulillah setelah Allah memberikan petunjuk dakwah Sunnah ini saya tidak mau ikut kajian di pondok itu, saya juga meninggalkan rutinan-rutinan yang tidak diajarkan Rasulullah. Karena ini orang tua ana khususnya ibu ana menjadi tidak suka kepada ana.

Keluarga ana menganggap ana tersesat karena tidak berguru langsung ke guru. (Ana belajar dakwah Sunnah ini dari video kajian-kajian Ustadz). Namun saat ana ingin belajar di salah satu ma’had di Surabaya tidak diperbolehkan karena menurut orang tua ana tidak sealiran.

Akhirnya ana terus mengikuti kajian-kajian online saja. Namun ibu ana juga makin aktif kajian online tapi yg dicari lagi-lagi bantahan-bantahan untuk kajian Ustadz-Ustadz Sunnah sehingga saat ana ajak dialog tidak bisa masuk.

Ana ingin belajar manhaj salaf lebih dalam, ana berniat untuk menikah dengan pria bermanhaj salaf yang saya ridha dengan agamanya ia juga sangat berbakti kepada orang tuanya, setelah pria ini menemui orang tua ana, orang tua ana belum merestui ana karena pria itu dianggap berbeda aliran.

Di ngaji ana dulu kitab Ta’lim Muta’alim, adab ngaji harus berangkat menemui guru, namun posisi ana bingung, apakah ana seperti Shahabat Salman Al Farisy ataukah seperti Shahabat yang hendak berperang namun disuruh pulang kembali oleh Rasulullah untuk menemani ibunya?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

وبارك فيك

1️⃣ Dalam berdakwah kepada kedua orang tua Ukhty hendaknya dengan lemah dan bersabar.

Allah Ta’ala berfirman :

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
(QS. An-Nahl:125).

2️⃣ Ketika orang tua Ukhty antipati terhadap sikap beragama Ukhty hendaknya Ukhty balas dengan akhlak yang baik.

Berapa banyak orang tua yang sebelumnya membenci dakwah salaf kemudian ketika melihat perubahan akhlak dan perilaku anaknya sehingga membuat kedua orang tua menerima dakwah yang benar ini.

3️⃣ Dalam menuntut ilmu memang harus safar. Akan tetapi wanita mempunyai syarat khusus untuk safar. Ukhty tidak dapat safar tanpa mahram untuk menuntut ilmu. Jarak antara Surabaya dan Mojokerto sudah termasuk jarak safar. Sebagian teman-teman yang berdakwah manhaj salaf Alhamdulillah sudah masuk ke kota Mojokerto. Ukhty dapat mencari ilmu di daerah tersebut. Apabila memang kesulitan bagi Ukhty dalam perjalanan maka lebih baik Ukhty banyak membaca dan mendengar kajian.

Alhamdulillah zaman sekarang sarana menuntut ilmu sudah sangat terbuka lebar. Lewat gadget seseorang dapat mendengarkan kajian asatidzah di Indonesia.
4️⃣ Memang di antara berbuat bakti seseorang adalah mengutamakan kedua orang tuanya terlebih lagi ketika sudah tua. Ketika salah seorang Shahabat meminta izin kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam untuk berjihad maka Nabi bertanya kepadanya apakah kedua orang tuanya masih hidup. Maka Nabi mengatakan bahwasanya berbakti kepadanya adalah jihad di jalan Allah.

5️⃣ Ukhty harus bersungguh-sungguh untuk meyakini kedua orang tua dalam menerima ikhwan tersebut. Dengan membawakan hadits Nabi.

Di antara sabda Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

( إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ ، إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ ) وحسنه الألباني في “صحيح الترمذي”

“Jika ada yang datang kepada kalian mau meminang, seseorang yang kalian meridhoi agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia, kalau tidak maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas”.
(HR. Tirmidzi).

✅ Ukhty berusaha keras memberikan keyakinan kepada kedua orang tua bahwasanya laki-laki shalih adalah syarat mutlak dalam menerima pinangan seorang wanita.

والله تعالى أعلم

 Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button