SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 886 – Sahnya Talak Melalui Tulisan dan Talak Dapat Rujuk Dua Kali

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 886

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

Sahnya Talak Melalui Tulisan dan Talak Dapat Rujuk Dua Kali

💬 Pertanyaan

Nama: Heny puji
Angkatan: T4
Grup : area Kalimantan barat
Nama Admin : Siti wahyu hardianti
Nama Musyrifah : Atih Setiasih
Domisili : Pontianak.

📨 TANYA USTADZ ❓

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Izin bertanya Ustadz,

1. Ustadz, bagaimana hukumnya rumah tangga yang perempuannya sudah ditalak suaminya.

Ditalak lewat telepon, karena si istri di daerah Jawa, suaminya di Kalimantan.

2. Talak satu apakah masih bisa berhubungan suami-istri setelah massa iddah atau harus nikah ulang ?

Terimaksih Ustadz…

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.

1️⃣ Seorang suami yang menalak istrinya melalui telepon, sms, email, atau yang sejenisnya maka akan jatuh talak seperti apabila ia menalaknya dengan ucapan langsung di hadapan istrinya. Para ulama’ menyebutkan bahwa talak yang tertulis hukumnya seperti talak dengan ucapan langsung.

Ibrahim An Nakho’i rahimahullah berkata, “Jika seseorang menuliskan dengan tangannya kata-kata talak pada istrinya, maka jatuhlah talak”.
(Shohih fiqih sunnah, Al Maktabah At Tauqiqiyah, 3: 258-259.)

Sebagaimana dinyatakan dalam Ensiklopedi Fikih:

اتفق الفقهاء على وقوع الطلاق بالكتابة , لأن الكتابة حروف يفهم منها الطلاق, فأشبهت النطق; ولأن الكتابة تقوم مقام قول الكاتب , بدليل أن النبي صلى الله عليه وسلم كان مأمورا بتبليغ الرسالة , فبلغ بالقول مرة , وبالكتابة أخرى

Ulama sepakat, talak dengan tulisan hukumnya sah. Karena tulisan terdiri dari banyak huruf yang bisa dipahami maknanya sebagai talak. Sehingga nilainya sama dengan ucapan. Disamping itu, tulisan mewakili ucapan orang yang menulis. Dengan dalil, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan untuk menyebarkan risalah. Dan itu terkadang beliau sampaikan dengan ucapan dan terkadang dengan tulisan surat
(al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 12:216).

Jika Ulama sepakat sahnya talak dengan tulisan via HP, terlebih lebih percakapan suami-istri lewat telepon, maka ketika suami menjatuhkan talak lewat percakapan telepon hukumnya Sah.

2️⃣ Ketika Suami menjatuhkan talak satu atau dua maka masih ada kesempatan untuk ruju’ kembali.
Disebutkan dalam firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ

“Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik”. [ QS. Al-Baqarah/2: 229 ]

Ruju’ dimasa iddah bisa dengan ucapan atau perbuatan (menggauli istri atau muqodimahnya seperti mencumbu istri disertai niat ruju’).

Adapun jika sudah melewati masa indah maka harus dengan aqad baru.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam firman-Nya :

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا ۚ وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allâh dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allâh dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.
Dan Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
[ QS. Al-Baqarah/2: 228 ]

Di dalam Fathul Bâri, Ibnu Hajar rahimahullâh mengatakan: “Para ulama telah bersepakat, bahwa bila orang yang merdeka menceraikan wanita yang merdeka setelah berhubungan suami istri, baik dengan talak satu atau dua, maka suami tersebut lebih berhak untuk rujuk kepadanya, walaupun sang wanita tidak suka. Apabila tidak rujuk sampai selesai masa iddahnya, maka sang wanita menjadi orang asing (ajnabiyah), sehingga tidak halal baginya, kecuali dengan nikah baru”.
Tafsîr Ibnu Katsîr (5/342- cet Dâru Thayyibah).

والله تعال ى أعلم بالصواب.

  Dijawab oleh : Wukir Saputro Lc, M. Pd

Diperiksa oleh : …..

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button