SBUMSBUM Akhwat

T 072. BERDO’A DALAM SHALAT

BERDO’A DALAM SHALAT

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab) 

 

Pertanyaan

Nama : Megarija

Angkatan : 01

Grup : 112

Domisili :

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Afwan Ustadz izin bertanya,

  1. Apakah dalam do’a terhindar dari fitnah Dajjal itu masih menggunakan jari telunjuk tidak? 
  2. Dan ana pernah dengar boleh memanjatkan do’a apapun setelah do’a fitnah dajjal apakah benar, Ustadz?
  3. Apakah boleh memanjatkan do’a pribadi dalam shalat 5 waktu menggunakan bahasa Indonesia? 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

  1. Saat menggerakkan jari telunjuk ketika tasyahhud maka dalam hal ini dijelaskan oleh Shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam shahih Abu Dawud dan Ibnu Hibban : 

كان رفع إصبعه يحركها يدعوبها ويقول : بها ( لهي أشد على الشيطان من الحديد . يعني : السبابة ) 

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengangkat jarinya kemudian menggerakkannya lalu berdo’a dengannya, kemudian berkata : “Sungguh itu lebih keras bagi syaitan dibandingkan pukulan besi, jari yang dimaksud adalah jari terlunjuk”. [HR Ahmad].

Maka dengan hadist di atas menunjukkan bahwa selama kita berdo’a, tetap menggerakkan jari telunjuk, karena di hadits disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengangkat jari lalu menggerakkannya kemudian berdo’a dengannya, maksudnya berdo’a dengannya adalah berdo’a dalam keadaan jari bergerak. Jadi ketika Anti membaca tasyahud maka anti tetap/masih menggerakkan jari telunjuk sampai do’a selesai. Intinya selama Anti dalam keadaan berdo’a setelah tasyahhud, masih tetap menggerakkan jari telunjuk.

Wallahu a’lam.

  1. Disanadkan dari Imam An-Nasaai saat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mendengar bacaan pemuda ketika Tasyahhud :

( سمع رجلا يصلي فمجد الله وحمده وصلى على النبي صلى الله عليه و سلم فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : 

 ( ادع تجب وسل تعط ) ( النسائي بسند صحيح )

“Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, mendengar pemuda shalat dan dia memuji Allah dan mensucikan-Nya dan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Berdo’alah kelak akan dijawab, mintalah kelak akan diberi”. [HR An-Nasaai].

وكان صلى الله عليه و سلم يقول : ( إذا فرغ أحدكم من التشهد [ الآخر ] فليستعذ بالله من أربع [ يقول : اللهم إني أعوذ بك ] من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن شر [ فتنة ] المسيح الدجال [ ثم يدعو لنفسه بما بدا له ] ) ( مسلم وأبو عوانة والنسائي وابن الجارود ) 

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :

“Apabila di antara kalian telah selesai membaca At-Tasyahhud [Akhir], maka hendaknya ia berlindung kepada Allah dari 4 perkara, [Beliau bersabda : Ya Allah aku berlindung] dari siksa neraka jahannam, dan dari siksa kubur, dan dari fitnah hidup dan matiku, dan dari buruknya [fitnah] Al-Masih Dajjal, kemudian hendaknya berdo’a untuk dirinya dengan apa yang tampak baginya)”. [HR. Muslim, Abu ‘Awaanah, An-Nasaai, dan Ibnu Jaruud].

وكان صلى الله عليه و سلم يدعو في صلاته بأدعية متنوعة تارة بهذا وتارة بهذا وأقر أدعية أخرى و ( أمر المصلي أن يتخير منها ما شاء ) ( البخاري ومسلم )

Dahulu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berdo’a dalam shalatnya dengan do’a-do’a yang berbeda-beda, kadang dengan do’a yang ini dan terkadang dengan do’a yang satunya dan juga membenarkan do’a yang lain, (dan Beliau memerintahkan agar orang yang shalat memilih dari do’a-do’a tersebut sesuai keinginannya). [HR Bukhari dan Muslim].

Do’a-do’a sebelum salam dan macam-macamnya, di antaranya:

  • ( اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر وأعوذ بك من فتنة المسيح الدجال وأعوذ بك من فتنة المحيا والممات اللهم إني أعوذ بك من المأثم والمغرم ) ( البخاري ومسلم )

“Yaa Allah, aku berlindung dari siksa kubur dan aku berlindung dari fitnah Al-Masih Dajjal dan aku berlindung dari fitnah (cobaan) hidup dan matiku, Yaa Allah aku berlindung dari berbuat dosa dan kerusakan”. [HR Bukhari dan Muslim].

  • ( اللهم إني أعوذ بك من شر ما عملت ومن شر ما لم أعمل [ بعد ] ) ( النسائي بسند صحيح )

“Yaa Allah, aku berlindung dari keburukan yang aku ketahui dan keburukan yang tidak aku ketahui”. [HR An-Nasaai].

  • ( اللهم حاسبني حسابا يسيرا ) ( أحمد والحاكم وصححه ووافقه الذهبي )

“Yaa Allah, hisablah aku kelak dengan hisab yang mudah”. [HR Ahmad dan Hakim dishohihkan Adz-Dzahabi].

  • ( اللهم بعلمك الغيب وقدرتك على الخلق أحيني ما علمت الحياة خيرا لي وتوفني إذا كانت الوفاة خيرا لي اللهم وأسألك خشيتك في الغيب والشهادة وأسألك كلمة الحق ( وفي رواية : الحكم ) والعدل في الغضب والرضى وأسألك القصد في الفقر والغنى وأسألك نعيما لا يبيد وأسألك قرة عين [ لا تنفد و ] لا تنقطع وأسألك الرضى بعض القضاء وأسألك برد العيش بعد الموت وأسألك لذة النظر إلى وجهك و [ أسألك ] الشوق إلى لقائك في غير ضراء مضرة ولا فتنة مضلة اللهم زينا بزينة الإيمان واجعلنا هداة مهتدين ) ( النسائي والحاكم وصححه ووافقه الذهبي )

“Yaa Allah dengan ilmu-Mu yang ghaib dan kemampuan-Mu atas ciptaan-Mu hidupkan aku jika memang Engkau mengetahui kehidupan lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jikalau Engkau tahu kematian lebih baik bagiku, “Yaa Allah aku minta rasa takut kepada-Mu di kala sendiri, dan di khalayak umum, dan aku meminta kepada-Mu perkataan yang Haq (benar) [dalam riwayat lain : Al-Hukm Bijaksana] dan adil saat keadaan marah dan ridha dan aku meminta kepada-Mu kecukupan/keseimbangan di kala faqir dan kaya, dan aku meminta kepada-Mu nikmat yang tidak binasa (kekal) dan aku meminta kepada-Mu penyejuk mata (kenikmatan) [yang tak berakhir, dan] tidak terputus, dan aku meminta keridhaan setelah ketetapan dan aku meminta ketenangan setelah kematian dan aku memohon kelezatan saat memandang wajah-Mu dan [aku meminta] kerinduan akan pertemuan dengan-Mu tanpa penderitaan yang membinasakan dan juga tanpa fitnah (cobaan) yang kelam, Yaa Allah hiasilah kami dengan perhiasan iman dan jadikanlah kami termasuk golongan yang diberi petunjuk”. [HR An-Nasaai dan Hakim dishohihkan Adz-Dzahabi].

  • وعلم صلى الله عليه و سلم أبا بكر الصديق رضي الله عنه أن يقول : 

 ( اللهم إني ظلمت نفسي ظلما كثيرا ولا يفغر الذنوب إلا أنت فاغفر لي مغفرة من عندك وارحمني إنك أنت الغفور الرحيم ) ( البخاري ومسلم )

“Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajarkan kepada Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, sabdanya : “Yaa Allah sungguh aku telah berbuat zhalim kepada diriku, dengan kezhaliman yang sangat banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa selain diri-Mu maka ampunilah aku dengan ampunan-Mu, dan sayangilah aku karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. [HR Bukhari dan Muslim].

  • وأمر عائشة رضي الله عنها أن تقول : 

 ( اللهم إني أسألك من الخير كله [ عاجله وآجله ] ما علمت منه وما لم أعلم وأعوذ بك من الشر كله [ عاجله وآجله ] ما علمت منه وما لم أعلم وأسألك ( وفي رواية : اللهم إني أسألك ) الجنة وما قرب إليها من قول أو عمل وأعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل وأسألك ( وفي رواية : اللهم إني أسألك ) من [ ال ] خير ما سألك عبدك ورسولك [ محمد وأعوذ بك من شر ما استعاذك منه عبدك ورسولك محمد صلى الله عليه و سلم ] [ وأسألك ] ما قضيت لي من أمر أن تجعل عاقبته [ لي ] رشدا ) ( أحمد والطيالسي والبخاري في ( الأدب المفرد ) وقد خرجته في الصحيحة )

“Rasulullah menyuruh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha supaya berkata : “Yaa Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kebaikan seluruhnya (cepat maupun lambat) yang aku ketahui maupun tidak, dan aku berlindung dari segala keburukan (cepat atau lambat) yang aku ketahui maupun tidak, dan aku meminta kepada-Mu [dalam riwayat lain : “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu] surga dan apa-apa yang mendekatkanku kepadanya dari perkataan maupun perbuatan, dan aku berlindung dari neraka dan apa-apa yang mendekatkanku kepadanya dari perkataan ataupun perbuatan dan aku meminta kepadaMu” [dalam riwayat lain : “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu] dari kebaikan apa yang diminta hambaMu dan RasulMu, [Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam] dan aku berlindung dari keburukan yang Hamba-Mu dan Rasul-Mu [Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam] berlindung darinya, [dan aku meminta kepada-Mu] sesuatu yang telah Engkau tetapkan kepadaku pada suatu perkara melainkan Engkau jadikan pada akhirnya [bagiku] kebaikan/petunjuk”. [HR Ahmd dan At-Thoyaalusi dan Bukhari dalam kitab (Al-Adab Al-Mufrad) dan telah dikeluarkan darinya dengan derajat Shahih].

  • و ( قال لرجل : ( ما تقول في الصلاة ) قال : أتشهد ثم أسأل الله الجنة وأعوذ به من النار أما والله ما أحسن دندنتك ولا دندنة معاذ فقال صلى الله عليه و سلم : ( حولها ندندن ) ( أبو داود وابن ماجه وابن خزيمة بسند صحيح )

“Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Berkata kepada seorang pemuda : [apa (dzikir dan doa) yang kamu ucapkan dalam Shalat] pemuda tersebut berkata : aku membaca Tasyahhud kemudian meminta kepada Allah Surga dan aku berlindung denganNya dari Neraka, walaupun begitu demi Allah aku tidak memperbagus dalam bersenandung seperti senandungmu dan tidak juga senandungnya Muadz, maka rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab : disekitarnya (Surga, Neraka, dan pada permintaan atas keduanya) kita bersenandung”. [HR Abu Dawud dan Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan derajat Shahih].

*Maksud dari hadist di atas “senandung” adalah ucapan lafadz-lafadz do’a, jadi pemuda tersebut tidak berdo’a, lafadznya sebagus Nabi dan Muadz ketika berdo’a, maka dijawab “kami bersenandung di sekitarnya” yaitu sesungguhnya setiap do’a-do’a yang kami hasilnya berputar di sekitar kata ini :*

-Yaa Allah aku meminta kepada-Mu Surga dan aku berlindung dari Neraka- yang kamu ucapkan dan kamu tujukan adalah masuk surga dan selamat dari neraka. Dan dari hadist tersebut anjuran untuk tidak membebani diri ketika berdo’a (membuat sajak, dll).

  • وسمع رجلا يقول في تشهده : 

 ( اللهم إني أسألك يا الله ( وفي رواية : بالله ) [ الواحد ] الأحد الصمد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد أن تغفر لي ذنوبي إنك أنت الغفور الرحيم . فقال صلى الله عليه و سلم :  ( قد غفر له قد غفر له ) ( أبو داود والنسائي وأحمد وأبن خزيمة )

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mendengar seorang pemuda berkata pada tasyahhudnya : “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu Yaa Allah [dalam riwayat lain : Dengan Allah] Yang Maha Satu lagi Maha Esa yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya, tidak melahirkan dan juga dilahirkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan-Nya, agar Engkau mengampuniku sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata : (sungguh dia telah diampuni sungguh dia telah diampuni). [HR Abu Dawud dan An-Nasaai dan Ahmad dan Ibnu Khuzaimah].

  • وسمع آخر يقول في تشهده أيضا : 

 ( اللهم إني أسألك بأن لك الحمد لا إله إلا أنت [ وحدك لا شريك لك ] [ المنان ] [ يا ] بديع السماوات والأرض يا ذا الجلال والإكرام يا حي يا قيوم [ إني أسألك ] [ الجنة وأعوذ بك من النار ] . [ فقال النبي صلى الله عليه و سلم لأصحابه : ( تدرون بما دعا ) قالوا الله ورسوله أعلم . قال : ( والذي نفسي بيده ] لقد دعا الله باسمه العظيم ( وفي رواية : الأعظم ) الذي إذا دعي به أجاب وإذا سئل به أعطى ) ( أبو داود والنسائي وأحمد والبخاري في الأدب المفرد )

“Dan Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Salllam mendengar pemuda lainnya pada tasyahhudnya juga membaca : “Yaa Allah aku meminta kepada-Mu bahwa sesungguh untuk-Mu segala pujian tidak ada Ilah yang berhak selain diri-Mu [Maha Satu yang tidak ada sekutu bagi-Mu] [Maha Memperhitungkan] [wahai] Sang Pencipta Langit-langit dan Bumi, Wahai Sang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Wahai yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, [sungguh aku meminta kepada-Mu] [Surga dan aku berlindung dari Neraka] [maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam berkata kepada sahabatnya : (apakah kalian mengetahui dengan apa dia berdo’a?) Para Shahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, Beliau menjawab : (demi jiwaku yang berada di tangan-Nya [sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung [dalam riwayat lain : Paling Agung] yang apabila berdo’a dengannya akan dijawab dan apabila meminta dengannya akan diberi”. (HR Abu Dawud, An-Nasaai, Ahmad dan Bukhari dalam Buku Al-Adab Al-Mufrad). 

  • وكان من آخر ما يقول بين التشهد والتسليم :  ( اللهم اغفر ما قدمت وما أخرت وما أسررت وما أعلنت وما أسرفت وما أنت أعلم به مني أنت المقدم وأنت المؤخر لا إله إلا أنت ) ( مسلم وأبو عوانة )
  • Dan dari lainnya yang dia baca antara At-Tasyahhud dan Salam : (Yaa Allah ampunilah aku dari apa-apa yang telah aku lalui dan apa-apa yang aku sembunyikan maupun aku umumkan, dari apa-apa yang melebihi batas dariku, dan apa-apa yang Engkau lebih tahu dariku Engkau yang Maha Mendahulukan dan yang Maha Mengakhirkan, tidak ada Ilah yang berhak selain Engkau”. [HR Muslim dan Abu ‘Awanah].

Di atas adalah do’a yang berasal dari hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan ketika shalat maka harus menggunakan lafadz yang sama yang dibawakan dari hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, karena shalat merupakan ibadah, dan ibadah harus sesuai dengan tuntunannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

صلوا كما رأيتموني أصلي

“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”.

Maka dari itu seyogyanya bagi kita yang belum bisa berbahasa Arab tetap berusaha berdo’a menggunakan bahasa Arab, dengan memilih do’a yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan sanad yang shahih. Selain supaya mencontoh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, juga lafadz do’a yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam lebih mustajab. Karena kebanyakan do’a Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berasal dari Al-Qur’an dan memiliki makna yang kandungannya paling agung. Dan juga untuk menghindari do’a-do’a yang mengandung unsur bid’ah di dalamnya. Karena yang kita bicarakan adalah ibadah shalat seharusnya sebisa mungkin kita mencontoh shalat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan mensucikan dari segala bentuk bid’ah yang bisa menolak amalan shalat kita. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah bekata :

فينبغي للخلق أن يدعوا بالأدعية الشرعية التي جاءبهاا الكتاب والسنة : فإن ذلك لا ريب في فضله وحسنه وأنه الصراط المستقيم, وقد ذكر علماء الإسلام وأئمة الدين الأدعية الشرعية, وأعرضوا عن الأدعية البدعية فينبغي اتباع ذلك

“Maka hendaknya seorang hamba berdo’a dengan do’a-do’a syar’i yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist : karena hal tersebut tidak diragukan lagi fadhillah dan kebaikannya, dan bahwasanya do’a tersebut adalah jalan yang lurus. Dan para ulama islam dan para imam Islam berdo’a menggunakan do’a yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan berpaling dari do’a yang bid’ah maka sepatutnya mengikuti hal tersebut.

  1. Para Ulama berbeda pendapat, kalau kita ikut madzhab yang sudah tersebar di Indonesia yaitu madzab Imam Syafi’i, beliau rahimahullah membagi 2 doa, Ma’tsur(terdapat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan yang tidak ma’tsur (tidak ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah). Doa yang ma’tsur tidak boleh diucapkan dengan bahasa lain, selain bahasa Arab.

Sedangkan hanafiyah memakruhkan berdo’a dengan bahasa selain bahasa Arab baik ketika shalat maupun di luar shalat. Karena Umar bin Khattab melarang rathabatal a’ajim (berbicara dengan bahasa selain bahasa Arab). 

Pada Madzhab Malikiyah diharamkan berdo’a dengan selain bahasa Arab yang maknanya jelas. 

Allah berfirman :

  وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ

“Tidaklah Kami mengutus seorang Rasul pun kecuali (mereka berdakwah) dengan bahsa kaumnya.” Sementara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berasal dari kaum Arab. Sedangkan madzbab Imam Ahmad membolehkan berdo’a menggunakan bahasa selain bahasa Arab.

Maka dengan pendapat para Imam di atas, apabila seseorang sudah pandai dan faham bahasa Arab maka tidak boleh berdo’a ketika shalat menggunakan bahasa selain Arab. Bagi yang belum bisa tidak mengapa menggunakan bahasa selain bahasa Arab. 

Pendapat ini dikuatkan oleh fatwa ‘Komite Tetap untuk penelitian Islam dan Fatwa Arab Saudi’, ketika mereka ditanya :

“Bolehkah seseorang berdo’a kepada Allah di dalam shalatnya dengan bahasa apapun? 

Apakah ini membatalkan shalat?”

Mereka menjawab : 

“Seseorang diperbolehkan berdo’a kepada Allah di dalam shalatnya dan di luar shalatnya dengan menggunakan bahasa Arab atau selain bahasa Arab, sesuai dengan keadaan yang paling mudah menurut dia. Ini tidaklah membatalkan shalatnya, namun apabila ia hendak berdo’a dalam shalat, selayaknya dia memilih do’a yang terdapat dalam hadist yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dalam rangka mencontoh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam”. (Fatwa Lajnah Daimah, Volume 24 Nomor 5782).

Syaikh Abdul Karim Al-Hudair menyatakan bahwa seorang boleh berdo’a dengan selain bahasa Arab jika dia tidak mampu berbicara dengan bahasa Arab. Setiap Muslim dituntut untuk mempelajari bahasa Arab sebagai bekal untuuk beribadah dengan sempurna”.(Fatwa Syeikh Abdul Karim Al-Hudhair, No 4337). 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

والدعاء يجوز بالعربية, وبغير العربية,واللع سبحانه يعلم قصد الداعي ومراده وإن لم يقوم لسانه فإنه يعلم ضجيج الأصوات بإختلاف اللغات على تنوع الحاجات

“Berdo’a itu boleh dengan bahasa Arab, atau bahasa selain bahasa Arab. Allah mengetahui tujuan dan maksud dari orang yang berdo’a, walaupun bahasanya tidak fasih. Allah mengetahui maksud di balik suara yang tidak jelas, dengan berbagai macam jenis bahasa dan hajat-hajatnya”.

Intinya berdo’alah semampunya, apabila bisa dengan lafadz bahasa Arab, itu lebih baik, akan tetapi apabila belum bisa tidak mengapa. Memang Allah sebenarnya tahu apa yang terbesit dalam hati seorang hamba, apa yang menjadi isi dan keinginan hati, akan tetapi Allah ingin menguji siapa dari hambanya yang ingin meminta. Maka mintalah dengan bahasa apapun itu, karena Allah Maha Mengetahui.

Doa-doa ma’tsur yang telah disebutkan di poin ke-2 bisa menjadi pilihan Anti untuk bacaan-bacaan do’a dalam shalat khususnya bacaan do’a antara tasyahhud dan salam. Akan tetapi do’a-do’a saat sujud itu bebas, boleh ma’tsur ataupun tidak, boleh berbahasa selain bahasa Arab (bagi yang belum bisa). 

Syukron. Wallahu ‘Alam                                                               

Referensi : Sifat Shalat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Syaikh Al-Bani Rahimahullah). 

 

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Abdullah Ashim. 

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag. 

Tambahan dari Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

Bisa dirinci,

  1. Jika lupa raka’at namun masih ada kecondongan pada bilangan raka’at tertentu, maka pilih bilangan raka’at tertentu itu.

Dalilnya hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, 

 إِذَا ثَكَّ أَحَدُكُمْ قِي صَلاَتِهِ فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُسَلِّمْ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ  

“Apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya, maka hendaklah dia menentukan sendiri yang menurutnya benar, lalu menyempurnakan dengan pilihannya tadi dan salam, kemudian sujud dua kali”. [HR Bukhari 401 dan Muslim 89, 572].

  1. Jika lupa raka’at dan tidak ada kecondongan sama sekali terhadap bilangan raka’at tertentu, maka pilih bilangan raka’at yang paling kecil. Misal ragu raka’at ke 3 atau ke 4, dan tidak punya kecondongan sama sekali maka pilihlah raka’at yang paling kecil.

Dalilnya hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, 

إِذَا ثَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ فَلَمِ يَدْرِ كَمْ صَلَّى ثَلاَثًا أَمْ أَرْبَعًا؟فَلْيَطْرَحِ الشَّكَ وَلْيَبْنِ عَلَى مَااسْتَيْقَنَ ثُمَّ يَسْجُدُ سَجدَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، فَإِنْ كَانَ صَلَّى خَمْسًاشَفَعْنَ لَهُ صَلاَتُهُ، وَإِنْ كَانَ صَلَّى إِتْمَامًا لأِرْبَعٍ كَانَتَا تَرْغِيْمًا لِلشَّيْطَانِ

“Apabila salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam shalatnya dan dia tidak tahu berapa raka’at dia shalat, tiga atau empat raka’at, maka hendaknya dia membuang keraguan tersebut dan hendaknya dia mengerjakan sesuai dengan apa yang diyakininya, kemudian sujud dua kali sebelum salam.

Jika dia ternyata shalat lima raka’at, maka shalatnya tersebut akan menjadi syafa’at (menggenapkan shalat) baginya, sedangkan jika ternyata dia shalat tepat empat raka’at, maka kedua sujudnya bisa membuat marah syaitan”. [HR Muslim 88, 571].

Wallahu A’lam

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

Website GIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button