SBUMSBUM Akhwat

T 087. HUKUM MENGIKUTI PENGAJIAN RUTIN SEPERTI TAHLILAN

HUKUM MENGIKUTI PENGAJIAN RUTIN SEPERTI TAHLILAN

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

Pertanyaan

Nama : Siti Rahma

Angkatan : 01

Grup : 126

Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Di kampung saya ini, ada pengajian rutin 2 minggu sekali setiap malam Jum’at. Tapi bentuk kegiatannya itu membaca surat Yasin dan tahlil. Seperti acara tahlilan untuk kematian.

Pertanyaan saya, sebaiknya bagaimana sikap saya? Apa boleh ikutan atau sebaiknya ditinggalkan saja?

Qadarallah, suami ingin ikutan karena kami warga baru di sini. Katanya biar lebih mengenal para tetangga. Tetapi saya takut kegiatan ini termasuk dalam perkara bid’ah.

Wallahu’alam bissawab.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Wajazakillahu khairan. Wabaakallahu fiikum.

Dalam masalah ini tidak boleh ikut serta dalam kegiatan bid’ah. Karena hal tersebut tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barang siapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dari kami maka tertolak. (Muttafaqun alaihi). Untuk mengenal tetangga tidak perlu menggadaikan manhaj yang telah dipegang, mengenal tetangga bisa dengan silaturahim ke rumahnya atau memberikan hadiah”.

Acara bid’ah mengandung unsur tuduhan Nabi Muhammad telah berdusta dalam menyampaikan risalah agama Islam. Para ulama dahulu di antaranya Imam Ahmad rela di penjara untuk tidak berkata perkataan Al-Qur’an adalah makhluk.

Allah Ta’ala berfirman :

لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya”. (QS. Al Mujadillah: 22).

 

Ketika diasingkan saat tidak ikut acara bid’ah jangan ada perasan takut atau kecil hati. Karena Islam datang dalam keadaan asing dan kembali pula dalam keadaan asing.

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

أوثق عرى الإيمان : الحب في الله والبغض في الله

“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.”

[Hadits ini diriwayatkan oleh Thabarany dalam Kitab Al Kabir (10531, 10531).

 

Kalau sifat ini dalam agama Islam dinamakan dengan mudahanah.

Al Qurthubi mengatakan:

والمداهنة: ترك الدين لصلاح الدنيا

“Mudahanah adalah meninggalkan agama demi kepentingan dunia.” (Fathul Bari libni Hajar, 10/454).

 

Hukumnya mudahanah adalah haram.

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

“Barang siapa mencari ridha Allah ketika orang-orang tidak suka, maka akan Allah cukupkan ia dari beban manusia. Barang siapa yang mencari ridha manusia, dengan kemurkaan Allah. Akan Allah buat ia terbebani oleh manusia.”

Semoga Allah memberikan kepada kita kekuatan dalam memegang kebenaran dan istiqamah di atasnya.

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu.

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag

 

Tambahan dari : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

Kalau alasannya karena warga baru lalu ingin berbaur agar diterima oleh lingkungan, coba maksimalkan melalui perkara-perkara mubah dalam seperti kerja bakti, ronda, ngobrol-ngobrol selepas shalat jama’ah, dll. Bukan bermudah-mudahan dalam perkara agama.

Bisa juga dengan memberi hadiah, baik itu kepada tetangga terdekat, tetangga paling tua, atau pengurus lingkungan. Memberi hadiah ini termasuk hal yang dapat mendatangkan cinta.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai”. [HR Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod 594].

Dan dalam riwayat yg lain disebutkan,

تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

“Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilanglah kedengkian. Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya akan saling mencintai dan akan hilang kebencian.” [HR Malik dalam Al-Muwatha’ 2/908].

Wallahu A’lam.

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button