SBUMSBUM Akhwat

T 090. BOLEHKAH SHALAT DI MASJID YANG BELUM MENERAPKAN SUNNAH?

BOLEHKAH SHALAT DI MASJID YANG BELUM MENERAPKAN SUNNAH?

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

Pertanyaan

Nama : Meilin

Angkatan : 01

Grup : 037

Domisili :

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz berkaitan dengan Ramadhan yang akan datang.

Bagaimana hukumnya jika shalat Tarawih di masjid yang mana setiap selesai shalat ada pembacaan shalawat Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam secara bersamaan dengan suara keras?

Apakah tetap boleh shalat di masjid tersebut atau di rumah saja (terutama untuk suami dan anak lelaki saya) karena masjid di lingkungan kami belum menerapkan Sunnah.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Jazakillahu khairan wa baarakallahu fiiki.

Hukum Shalat Tarawih adalah Sunnah

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa shalat Tarawih tidak wajib, bahwa di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, shalat Tarawih berjama’ah hanya dikerjakan selama 3 malam.

Shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْهُ، حَتَّى بَقِيَ سَبْعُ لَيَالٍ، فَقَامَ بِنَا لَيْلَةَ السَّابِعَةِ حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ ثُلُثِ اللَّيْلِ، ثُمَّ كَانَتِ اللَّيْلَةُ السَّادِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الْخَامِسَةُ الَّتِي تَلِيهَا، ثُمَّ قَامَ بِنَا حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ. فَقَالَ: «إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ» ثُمَّ كَانَتِ الرَّابِعَةُ الَّتِي تَلِيهَا، فَلَمْ يَقُمْهَا، حَتَّى كَانَتِ الثَّالِثَةُ الَّتِي تَلِيهَا، قَالَ: فَجَمَعَ نِسَاءَهُ وَأَهْلَهُ وَاجْتَمَعَ النَّاسُ، قَالَ: فَقَامَ بِنَا حَتَّى خَشِينَا أَنْ يَفُوتَنَا الْفَلَاحُ، قَالَ: ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا شَيْئًا مِنْ بَقِيَّةِ الشَّهْرِ

“Kami berpuasa bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pada bulan Ramadhan. Beliau tidak pernah mengimami shalat malam sama sekali, hingga Ramadhan tinggal 7 hari. Pada H-7 Beliau mengimami kami shalat malam, hingga berlalu sepertiga malam. Kemudian pada H-6, Beliau tidak mengimami kami. Hingga pada malam H-5, Beliau mengimami kami shalat malam hingga berlalu setengah malam. Kami pun meminta Beliau, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita tambah shalat Tarawih hingga akhir malam?”

Kemudian Beliau bersabda, ‘Barang siapa yang shalat Tarawih berjama’ah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat Tahajjud semalam suntuk.’ Kemudian H-4, Beliau tidak mengimami jama’ah Tarawih, hingga H-3, Beliau kumpulkan semua istrinya dan para Shahabat. Kemudian Beliau mengimami kami hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur. Selanjutnya, Beliau tidak lagi mengimami kami hingga Ramadhan berakhir”. (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani).

 

Boleh bagi ukhti untuk shalat Tarawih di masjid akan tetapi rumah ukhti lebih utama untuk ukhti. Adapun suami ukhti dan anak bisa shalat di masjid atau di rumah.

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu.

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

 

Tambahan

Anjuran utamanya adalah tetap shalat bersama mereka sembari mengajak atau mengenalkan mereka kepada Sunnah. Semoga dengan wasilah suami Anda maka Allah beri hidayah kepada mereka. Terlebih lagi di antara yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada kita adalah shslat di masjid dekat tempat kita tinggal.

لِيُصَلِّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ الَّذِي يَلِيْهِ وَلاَ يَتَّبِعِ الْمَسَاجِدَ

“Seseorang itu harus shalat di masjidnya dan tidak mencari-cari masjid lainnya”. [Lihat Shahihul-Jami’ 5332].

Jika jama’ah masjid mayoritas adalah orang yang menentang Sunnah, dalam artian sombong atau ngeyel ketika disampaikan hadits yang shahih, silakan mencari masjid lain yang menegakkan Sunnah untuk shalat berjama’ah jika memungkinkan.

Akan tetapi, kalau ternyata kesulitan mencari masjid yang demikian, atau kalau pun ada jaraknya jauh sehingga sering terlambat, maka shalat di masjid dekat rumah itulah pilihan terbaik yg ada.

Tapi mereka kan ngeyel? Menentang Sunnah? Ndak masalah, yang penting suami Anda sudah menunaikan kewajiban kepada mereka, sudah lepas tanggung jawab, semoga saja mereka mendapatkan petunjuk.

قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Mereka menjawab: ‘Agar kami mempunyai alasan (berlepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa’”. (QS Al-A’raf 164).

Selain itu, kalau pengikut Sunnah meninggalkan masjid karena adanya bid’ah, maka hal itu akan menjadi sebab semakin bertambah dan menyebarnya bid’ah, serta dapat mematikan Sunnah.

Hendaklah shalat di masjid sekitar rumah dan menjelaskan Sunnah kepada jama’ahnya. Tetap dengan mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam berupa sikap lemah lembut terhadap orang jahil.

Semoga Allah memberi taufiq pada kita semua.

Wallahu A’lam

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button