SBUMSBUM Akhwat

T 159. HAL-HAL YANG DILARANG DAN BOLEH DILAKUKAN OLEH ISTRI YANG SEDANG DALAM MASA IDDAH

HAL-HAL YANG DILARANG DAN BOLEH DILAKUKAN OLEH ISTRI YANG SEDANG DALAM MASA ‘IDDAH

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

Pertanyaan

Nama : Hani Cahyati

Angkatan : 01

Grup : 050

Domisili :

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz,

Apa sajakah yang tidak dibolehkan bagi wanita yang sedang masa iddah (suami wafat)? 

Dan apa sajakah yang boleh dilakukan jika keluar rumah/darurat? 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, maka ia wajib menjalani masa ‘iddah (berkabung), di mana ketika itu ia tidak boleh berhias diri dan tidak boleh memakai harum-haruman. Mengenai masa ‘iddaah disebutkan dalam hadits,

لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ ، إِلاَّ عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا

“Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk berkabung (menjalani masa ‘iddah) atas kematian seseorang lebih dari tiga hari, kecuali atas kematian suaminya, yaitu (selama) empat bulan sepuluh hari.” (HR. Bukhari No. 5334 dan Muslim No. 1491).

Ummu Athiyah radhiyallahu ‘anha berkata,

كُنَّا نُنْهَى أَنْ نُحِدَّ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا وَلَا نَكْتَحِلَ وَلَا نَتَطَيَّبَ وَلَا نَلْبَسَ ثَوْبًا مَصْبُوغًا إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ وَقَدْ رُخِّصَ لَنَا عِنْدَ الطُّهْرِ إِذَا اغْتَسَلَتْ إِحْدَانَا مِنْ مَحِيضِهَا فِي نُبْذَةٍ مِنْ كُسْتِ أَظْفَارٍ وَكُنَّا نُنْهَى عَنْ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ

“Kami dilarang iddah (berkabung) atas kematian seseorang di atas tiga hari kecuali atas kematian suami, yaitu selama empat bulan sepuluh hari. Selama masa itu kami tidak boleh bercelak, tidak boleh memakai wewangian, tidak boleh memakai pakaian yang berwarna kecuali pakaian ashab. Dan kami diberi keringanan bila hendak mandi seusai haid untuk menggunakan sebatang kayu wangi. Dan kami juga dilarang mengantar jenazah”. (HR. Bukhari No. 302 dan Muslim No. 2739). 

Yang dimaksud dengan pakaian dalam hadits tersebut yang tidak boleh dipakai dalam masa ‘iddah (berkabung) adalah pakaian yang bukan perhiasan diri.

Kalau kita perhatikan dari hadits tersebut bahwa keluar rumah untuk memenuhi kewajiban seorang Muslim saja masih dilarang oleh Nabi. 

Lantas ada keadaan darurat yang seperti apa untuk menjadi alasan seorang istri yang masih dalam masa ‘iddah (berkabung) nya untuk keluar rumah? 

Kecuali jika berkenaan dengan kemashlahatan hidup atau jiwa seseorang. 

Contoh seperti membeli makan dan minum untuk kelangsungan hidupnya dan memberi tenaga untuk beribadah kepada Allah. 

Dan kemashlahatan yang dimaksudkan di sini, yaitu ketika tidak bertentangan dengan syari’at Islam. 

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : Ustadz Muhammad Beni Apriono. 

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag. 

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button