2024IDUL FITRIInformasi Kegiatan

TATA CARA SHALAT ‘IED

1. Meletakkan Sutrah

Imam meletakkan sutrah (pembatas), hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma :

“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika keluar pada hari ‘Ied, Beliau memerintahkan untuk diambilkan tombak dan diletakkan di hadapan Beliau, lalu Beliau shalat menghadap kepadanya dan kaum Muslimin berada di belakang Beliau, dan senantiasa Beliau melakukan itu ketika bepergian, dari sinilah para pemimpin mengambil kebiasaan itu”.
(HR. Bukhari No. 494).

2. Dilaksanakan Dua Raka’at

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu :

“Shalat Jum’at dua raka’at, shalat Idul Fitri dua raka’at, shalat Idul Adha dua raka’at, shalat ketika safar dua raka’at, sempurna tidak kurang melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
(HR. An-Nasa-i No. 1419 dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah No. 1064).

3. Dilaksanakan Sebelum Khutbah

Berdasarkan riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu :

“Nabi Muhammad Shallallahu ‘Aaihi wa Sallam pernah keluar ke mushalla pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, yang pertama kali Beliau lakukan adalah shalat”.
(HR. Bukhari No. 956 dan Muslim No. 889).

4. Tata Cara Shalat ‘Ied

a) Takbiratul ihram
b) Membaca do’a istiftah
c) Bertakbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua

Berdasarkan hadits Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda:

“Takbir di dalam shalat Idul Fitri tujuh takbir di raka’at pertama dan lima di raka’at kedua dan bacaan setelah kedua-duanya”.
(HR. Abu Daud No. 1151 dan dihasankan oleh Al-Albani di dalam Kitab Shahih Abu Daud, 1/315).

Pada perihal tujuh takbir di raka’at pertama terjadi perbedaan pendapat : ada yang mengatakan tujuh bersamaan dengan takbiratul ihram dan yang lain berpendapat tujuh takbir selain takbiratul ihram.

Berkata Ibnu Baz rahimahullah: “Tujuh takbir ini di dalamnya takbiratul ihram dan di rakaat kedua bertakbir lima takbir selai takbir perpindahan”. Ketika beliau menjelaskan tentang hadits No. 519 dari kitab Bulugh Al-Maram.

d) Membaca ta’awudz lalu surat Al-Fatihah
e) Disunnahkan membaca surat Qaf, Al-Ghasiyah atau Al-A’la

Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khaththab pernah menanyakan pada Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fitri. Ia pun menjawab,

كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa membaca “Qaaf, wal qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar” (surat Al Qomar).”
(HR. Muslim No. 891).

Dan berdasarkan hadits dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa membaca dalam shalat ‘Ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghasiyah” (surat Al Ghasiyah).”

An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘Ied bertepatan dengan hari Jum’at, Beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat
(HR. Muslim No. 878).

🖇 Hal yang diperbolehkan :

– Mengangkat tangan di setiap takbir

Menurut pendapat sebagian para Ulama seperti ‘Atha-‘, Al-Auza’I, Abu Hanifah, Asy-Syafi’ie, Ahmad serta Ibnu Baz rahimahumullahu, diriwayatkan tentang Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Beliau mengangkat tangan ketika setiap takbir pada shalat jenazah dan shalat ‘Ied.
(Riwayat Al-Atsram).

– Berdzikir di antara takbir

Tidak mengapa mengucapkan Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, bershalawat atas Nabi Muhammad dan berdo’a di antara takbir-takbir pada raka’at pertama dan kedua tadi, sebagaimana jawaban Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anha ketika ditanya oleh Al-Walid bin ‘Uqbah:

“Telah datang hari raya ‘Ied, apa yang harus aku perbuat?”

“Kamu mengucapkan Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, bershalawat atas Nabi Muhammad dan berdo’a kepada Allah, kemudian Kamu mengucapkan Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, bershalawat atas Nabi Muhammad dan berdo’a kepada Allah, kemudian Kamu mengucapkan Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, bershalawat atas Nabi Muhammad dan berdo’a kepada Allah”.

Hudzaifah dan Abu Musa radhiyallahu ‘anhuma mengatakan:

“Dia (Abdullah bin Mas’ud) telah benar”.

(Riwayat Ath-Thabarani di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir No hadits: 9515 dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Al-‘Irwa-‘ 3/115).

f) Gerakan shalat ‘Ied sama seperti shalat lainnya, tidak berbeda sedikit pun, seperti ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, serta duduk tasyahud

📒 Sumber :
Indahnya Berhari Raya Sesuai Sunnah
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary Hafizahullahu Ta’ala
Ahad, 29 Ramadhan 1443 H
Gunung Sari Lombok Barat NTB

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button