SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 199 – HUKUM AKAD SEWA-MENYEWA DENGAN EMAS/ PADI

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 199

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul Bahasan
HUKUM AKAD SEWA-MENYEWA DENGAN EMAS/ PADI

Pertanyaan

Nama: Rina Puspita
Angkatan: 01
Grup : 010
Domisili : Sumatera Barat

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz,

Bolehkah kita menyewakan tanah kosong yang biaya sewanya dipatok dengan emas atau padi?

Misalnya sewa 1 tahun 1 emas (2,5 gr) atau dengan 100 sukat padi. Di tempat ana banyak praktik-praktik seperti itu.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Barakallahu fiik atas pertanyaanya.

Di antara kebijaksanaan Allah yang menamakan diri-Nya dengan Al Hakim Yang Maha Bijaksana adalah Allah Ta’ala menetapkan syari’at sewa- menyewa.

HUKUM AKAD SEWA-MENYEWA

Ahli fiqih dalam berbagai madzhab telah menegaskan bahwa akad sewa-menyewa adalah akad yang dibenarkan dalam syari’at. Dan bahkan ia termasuk satu akad yang telah dijalankan oleh para Nabi sejak zaman dahulu kala.

(قَالَ إِنِّیۤ أُرِیدُ أَنۡ أُنكِحَكَ إِحۡدَى ٱبۡنَتَیَّ هَـٰتَیۡنِ عَلَىٰۤ أَن تَأۡجُرَنِی ثَمَـٰنِیَ حِجَجࣲۖ فَإِنۡ أَتۡمَمۡتَ عَشۡرࣰا فَمِنۡ عِندِكَۖ وَمَاۤ أُرِیدُ أَنۡ أَشُقَّ عَلَیۡكَۚ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ)

“Dia (Syaikh Madyan) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik”.
[QS. Al-Qashash: 27].

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam juga pernah menjalankan akad ini, di antaranya ketika berhijrah, beliau menyewa seorang lelaki dari Bani Diel sebagai penunjuk jalan dari kota Makkah menuju ke kota Madinah.
(HR. Al Bukhari).

Maka akad sewa-menyewa memiliki maslahat besar dalam kehidupan kita sehari-hari dan akad sewa-menyewa adalah solusi tepat terwujudnya hubungan yang adil antara pemilik barang dan penyewa.

Membayar sewa dengan sejumlah emas atau makanan pokok.

Sebagaimana pertanyaan yang dilayangkan di atas, maka ada kaidah-kaidah yang para ulama jelaskan di dalam bab ijaroh (sewa-menyewa).

Ibnu Rusyd Al-Maliki berkata,

“Adapun ketentuan barang yang dapat dijadikan sebagai ‘uang sewa’ ialah segala benda yang dapat diperjualbelikan, maka boleh dijadikan sebagai ‘uang sewa”.
[Bidayatul Mujtahid 2/220].

Sebagai salah satu aplikasi langsung dari ketentuan ini, maka para ulama mengharuskan adanya kejelasan “uang sewa”. Dengan adanya kejelasan pada “uang sewa” baik nominal ataupun tempo pembayarannya diharapkan tidak terjadi persengketaan.

عَنْ حَنْظَلَةُ بْنُ قَيْسٍ الأَنْصَارِىُّ قَالَ سَأَلْتُ رَافِعَ بْنَ خَدِيْجٍ عَنْ كِرَاءِ الأَرْضِ بِالذَّهَبِ وَالْوَرِقِ فَقَالَ لاَ بَاْسَ بِهِ إِنَّمَا كَانَ النَّاسُ يُؤَاجِرُونَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمَاذِ يَاتِ وَأَقْبَالِ الجَدَاوِلِ وَأَشْيَاءَ مِنَالزَّرْعِ فَيَهْلِكُ هَذَا وَيَسْلَمُ هَذَا وَيَسْلَمُ هَذَا وَيَهْلِكُ هَذَا فَلَمْ يَكُنْ لِلنَّاسِ كِرَاءٌ إِلاَّ هَذَا فَلِذَلِكَ زُجِرَ عَنْهُ فَأَمَّا شَىْءٌ مَعْلُومٌ مَضْمُونٌ فَلاَبَأْسَ بِهِ

“Hanzhalah bin Qais Al-Anshari mengisahkan: Aku pernah bertanya kepada Rafi’ bin Khadij radhiyallahu ‘anhu perihal hukum menyewakan ladang dengan uang sewa berupa emas dan perak (dinar dan dirham). Maka beliau menjawab, “Tidak mengapa. Sejatinya dahulu semasa hidup Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam masyarakat menyewakan ladang ‘sewa uang’ berupa hasil tanaman yang tumbuh di dekat sungai, parit, dan hasil tumbuhan tertentu.

Dan ketika musim panen tiba, bisa jadi tanaman bagian ini rusak sedangkan bagian ini utuh sedangkan bagian itu rusak. Kala itu tidak ada penyewaan ladang kecuali dengan cari ini, karena itu mereka dilarang menyewakan ladangnya. Adapun menyewakan ladang dengan ‘uang sewa’ yang telah jelas nan pasti maka tidak mengapa”.
[Riwayat Muslim hadits No. 4034].

Ibnu Abdil Barr rahimahullah menukilkan dari sebagian ulama yang menjelaskan bahwa *hadits di atas menjadi dalil kuat bolehnya menyewakan ladang dengan “uang sewa” berupa emas, perak, segala bentuk bahan makanan dan benda lainnya asalkan jelas jumlahnya.*

Menurut mereka, segala barang yang dapat dijadikan sebagai “pembayaran” dalam akad jual beli, maka boleh dijadikan “uang sewa” dalam penyewaan ladang. Ketentuan ini berlaku selama barang tersebut tidak mengandung unsure gharar (ketidakpastian).
[At-Tamhid oleh Ibnu Abdil Barr 3/40].

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.
Diperiksa oleh : Usyadz Yudi Kurnia, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
📬 Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button