SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 334 – HUKUM TAQLID BUTA DALAM ISLAM

SBUM
Sobat BertanyaUstadz Menjawab

 

NO : 334

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

HUKUM TAQLID BUTA DALAM ISLAM

 Pertanyaan
Nama : Nurhayana
Angkatan : 02
Grup : 96
Domisili : Sulawesi selatan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, saya izin bertanya terkait materi hari ini. Kita tidak diperbolehkan taqlid buta tetapi kemampuan kita terbatas untuk mempelajari kitab-kitab sehingga apa yang disampaikan Asaatidz dalam kajian-kajiannya kita taati saja bahwa itulah yang benar.

Semua Asaatidz yang ada di grup materi yang nantinya akan memberikan kajian kami anggap beliaulah yang punya ilmu dan pemahaman yang baik dan yang akan kami ambil ilmunya.

Apakah ini termasuk taqlid buta juga? Kami tidak mempunyai ilmu untuk menelusuri apakah yang dikatakan Asaatidz sudah sesuai Sunnah Nabi atau tidak, tetapi kami yakin bahwa Asaatidz yang kami dengarkan kajiannya dan kami ambil ilmunya Insyaa Allah adalah orang-orang yang mendalami kitab-kitab agama Islam dan punya kapasitas dalam hal itu.

Mohon penjelasannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

Washshalaatu was-salaamu ‘alaa Rasulillaah. Amma ba’du.

Taqlid kepada ahli ilmu dan ulama yang Rabbaniy yang di atas dalil petunjuk diperbolehkan.

Untuk orang awam yang tidak mampu mengetahui hukum agama secara langsung taqlid hukumnya adalah WAJIB mengingat bahwa Allah memerintahkan untuk bertanya kepada ahlu adz-dzikr, yaitu ulama. Ini taqlid dan disinyalir Allah dalam firman-Nya,

فَاسْأَلُوا أَهْ لَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.
(QS. An-Nahl: 43).

Syaikh Al Albani rahimahullah mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Apa dalil haramnya taqlid? Apa hukum bermazhab?”

Jawaban beliau, “Aku tidak mengetahui adanya dalil yang itu mengharamkan taqlid bahkan taqlid adalah sebuah keharusan bagi orang yang tidak memiliki ilmu (QS. An-Nahl: 42).

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah berkata,

” … Inilah jawaban untuk seluruh persoalan yang terdapat dalam bab ini (yaitu Bab Taqlid). Mereka itu hanya (diperintahkan) untuk bertaqlid kepada orang yang berada di atas petunjuk, sehingga taqlid mereka pun berada di atas petunjuk”.
(I’lam al-Muwaqqi’in 2/189; Asy-Syamilah).

Maka seorang penuntut ilmu harus mengetahui bahwa yang disampaikan guru kepadanya adalah dalil yang jelas dari Al-Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaful Ummah.

Haram Hukum Taqlid buta dalam Islam

Adapun taqlid buta dengan hawa nafsu mengikuti semua perkataan gurunya tanpa mau tahu apakah sesuai dalil atau tidak maka hukumnya Haram.

Imam Malik bin Anas rahimahullah,

Beliau mengatakan,

إنما أنا بشر أخطئ وأصيب فانظروا في رأيي فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه

“Aku hanyalah seorang manusia, terkadang benar dan salah. Maka, telitilah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, maka ambillah. Dan jika tidak sesuai dengan keduanya, maka tinggalkanlah”.
(Jami’ Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlih 2/32).

Beliau juga mengatakan,

ليس أحد بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ويؤخذ من قوله ويترك إلا النبي صلى الله عليه وسلم

“Setiap orang sesudah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dapat diambil dan ditinggalkan perkataannya, kecuali perkataan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.”
(Jami’ Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlih 2/91)

والله تعالى أعلم

 Dijawab oleh : Ustadz Wukir  Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button