SBUMSBUM Ikhwan

SBUM IKHWAN NOMOR 277 – Memaknai Dzat Allah Azza wajalla dan Makna kata Sesat dalam surat Ad-Dhuha

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 277 

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

Memaknai Dzat Allah Azza wajalla dan Makna kata Sesat dalam surat Ad-Dhuha

 Pertanyaan
Nama: Sugiartono
Angkatan: 10
Domisili: Sumedang

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Afwan Ustadz, saya ingin menanyakan dua pertanyaan.

1. Apa yang di maksud dengan dzat Allah?
2. Apakah nabi Muhammad pernah sesat?
Terimakasih ustadz

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

1. Maksudnya dzat Allah adalah syariat-Nya Allah Azza wajalla dan hukumnya Allah Azza wajalla.

Dzat Allah disifati dengan sifat yang paling sempurna yang tidak ada misal dan bandinganya.
Maka tidak boleh memaknai zat Allah dengan hakikat Allah, diri Allah dan keberadaan Allah Azza wajalla. Karena ini merupakan keyakinan orang orang filsafat dan orang yang mendahulukan logikanya dibandingkan dengan Wahyu. (Ibnul Qoyyim bada’i wa fawaid)

Karena kalau dimaknai dzat Allah dengan hakikat Allah atau diri Allah maka pastilah boleh ucapan pada dzat Allah ” Allah memperingatkan terhadap diri-NYa” sebagaimana dalam surah Al- Imron ayat 33.

وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ

Dan jikalau dzat Allah dipahami sebagai hakikat Allah atau wujud Allah maka pastilah akan melazimkan Allah memiliki tubuh dan badan, dan itu mustahil pada Allah azza wajalla. Maka zat disifati dengan sifat yang paling sempurna dan mulia, yang tidak sama dan serupa dengan seluruh makhluk.

2. Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam tidak pernah sesat semasa hidupnya. Adapun maksud firman Allah Azza wajalla dalam surah Ad-Dhuha, bukan lah maksudnya nabi sesat lalu Allah Azza wajalla memberikan petunjuk. Tidak ada satupun ahli tafsir yang berkata demikian. Ahli tafsir yang sejalan dengan pendapat para sahabat Rodhiyallahu a’nhum ajma’in.

Makna sesat dalam surah Ad-Dhuha adalah bahwa nabi hidup dalam kesendirian, ditinggal wafat oleh kedua orang tuanya , hidup sebatang kara yang diantara kaumnya dan anak anak dikabilahnya. Atau makna lain dari sesat dalam surah Ad- Dhuha adalah orang yang hilang kemulian wibawa serta martabatnya. Lalu Allah Azza wajalla mengambalikan kemulian tersebut kepada nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam.

Atau makna sesat dalam surah Ad- Dhuha adalah tidak mengetahui dan memahami perkara syariah dan agama. Atau makna lain yang disebutkan para ulama adalah tidak ada hidayah. Bukan maknanya adalah sesat yang diistilahkan dengan perbuatan sesat. Karena nabi Muhammad tidak pernah sesat semasa hidup hya disebabkan perbuatannya.

والله تعالى أعلم

➖➖➖➖➖✒️

✒ Dijawab oleh : Ustadz Mahatir Fathoni S.Ag

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button