SBUMSBUM Ikhwan

SBUM IKHWAN NOMOR 325 – Pengertian Hadian

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 325

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

Pengertian Hadian

 Pertanyaan
Nama: Prabu
Angkatan: 3
Grup : N11
Nama Admin : Fazhar Suryono Putra
Nama Musyrif : Abu Hasan
Domisili : Cikarang Selatan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz, Vendor A mendapat proyek dari PT. Fulan , kemudian oleh Vendor A proyek itu di subcont ke Vendor B, terjadilah akad dari proyek tersebut dan si Vendor B menjanjikan uang hadiah kepada bos Vendor A sebesar misal 4 juta ( atas dasar terimakasih sudah diberi proyek )
bagaimana hukum tersebut ?

Suatu saat ana mengetahui hal ini dan ana larang, kemudian bos Vendor A menolak pemberian uang tersebut, namun si Vendor B mengubah niat dari memberi hadiah menjadi memberi diskon dari pembayaran tagihan proyek, misalkan yg harusnya tagihan 54 juta menjadi 50 juta, bagaimana hukum seperti ini ? Mohon penjelasannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Hadiah adalah berasal dari kata bahasa Arab, yang artinya: “Suatu pemberian dari pemberi kepada yang diberi, dengan motivasi cinta, penghargaan atau penghormatan dengan tanpa pamrih.”

Memberi hadiah karna ada unsur komersial tidak boleh dan ini dilarang dalam agama islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menjelaskan hal ini dalam sabdanya,

عن عدي بن عميرة الكندي قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنِ اسْتَعْمَلْناهُ مِنكُم علَى عَمَلٍ، فَلْيَجِئْ بقَلِيلِهِ وكَثِيرِهِ، فَما أُوتِيَ منه أخَذَ، وما نُهي عنْه انْتَهَى.

“Barang siapa yang kami limpahi tugas atas suatu pekerjaaan, hendaknya ia menyerahkan semua yang ia peroleh, sedikit ataupun banyak. Selanjutnya imbalan apapun yang (kami) berikan kepadanya atas pekerjannya itu, silahkan ia ambil. Sedangkan  segala yang ia dilarang darinya hendaknya ia tidak mengambilnya.”  (HR. Muslim)

Adanya hadiah yang diberikan kepada peemimpin sebagai wujud terima kasih atas layanannya, dapat dipastikan menjadi biang hilangnya amanah dan keadilan, sebagaimana yang kita rasakan di negeri kita tercinta ini. Karena itu guna menegakkan keadilan di tengah masyarakat, Islam mengharamkan segala bentuk hadiah yang diberikan kepada pemimpin. Karna pemimpin sudah mendapatkan gaji dari hasil pekerjaan nya.

عن أبي حميد الساعدي قال: استعمل رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلاً من الأزد على صدقات بني سليم يدعى ابن اللتبية، فلما جاء حاسبه وقال: هذا مالكم وهذا هدية، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (فهلا جلست في بيت أبيك وأمك حتى تأتيك هديتك إن كنت صادقا؟”، ثم خطبنا فحمد الله وأثنى عليه ثم قال: “أما بعد، فإني أستعمل الرجل منكم على العمل مما ولاني الله فيأتي فيقول: هذا مالكم وهذا هدية أهديت لي، أفلا جلس في بيت أبيه وأمه حتى تأتيه هديته، والله لا يأخذ أحد منكم شيئاً بغير حقه إلا لقي الله يحمله يوم القيامة، فلأعرفن أحداً منكم لقي الله يحمل بعيراً له رغاء، أو بقرة لها خوار، أو شاة تيعر، ثم رفع يده حتى رؤي بياض إبطيه يقول: اللهم هل بلغت ثلاثاً).

Dari Abu Humaid As Saa’idi Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rosuul صلى الله عليه وسلم mempekerjakan seseorang pada shodaqoh bani Sulaiim dengan panggilan Ibnu Al Latbiyyah. Ketika dilakukan sidak atas pekerjaannya, dia berkata, “Ini harta anda dan ini adalah hadiah”.
Maka Rosuulullah pun صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidakkah jika engkau duduk di rumah bapakmu atau rumah ibumu, apakah hadiah itu akan datang padamu, jika kamu orang yang benar.”
Kemudian Rosuul صلى الله عليه وسلم berkhutbah kepada kami dengan memuji dan menyanjung Allooh, seraya bersabda, “Amma ba’du.
Sesungguhnya aku memperkerjakan seorang dari kalian untuk bekerja pada apa yang Allah amanahkan padaku, kemudian berkata, ‘Ini harta anda sedang ini hadiah untukku.’ Apakah kiranya jika dia duduk di rumah bapaknya dan ibunya, apakah hadiah itu akan sampai padanya? Demi Alllah, janganlah salah seorang dari kalian mengambil sesuatu pun dengan cara yang tidak benar, kecuali dia akan bertemu dengan Allah sedangkan dia membawa barang tersebut pada hari kiamat; dan sungguh aku benar-benar akan tahu bahwa seorang dari kalian bertemu dengan Allah membawa onta atau sapi atau domba yang bertanda khusus kemudian Rosuulullah mengangkat tangannya sehingga tampak putih ketiaknya, dan berkata, ‘Ya Allah, sungguh telah aku sampaikan.’ “ (Hadits riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6578 dan Imaam Muslim no: 1832)

عن أبي حميد الساعدي قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال هدايا العُمّالِ غُلولٌ

“Hadiah para pekerja adalah korupsi.” (HR. Ahmad dan yang lainnya). Apapun bentuk hadiahnya, baik uang, benda, pemotongan harga dan lainnya.

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : Ustadz Mahatir Fathoni S.Ag

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button