SBUMSBUM Akhwat

T 116. APAKAH SEORANG WANITA WAJIB MENGQADHA’ SHALAT ZHUHUR DAN ASHAR KETIKA SUCI DARI HAIDH DI WAKTU MAGHRIB?

APAKAH SEORANG WANITA WAJIB MENGQADHA’ SHALAT ZHUHUR DAN ASHAR KETIKA SUCI DARI HAIDH DI WAKTU MAGHRIB?

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

Pertanyaan

Nama : Sifa Khoerunnisa 

Angkatan : 01

Grup : 079

Domisili :

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ijin bertanya, Ustadz. 

Bagaimana jika pada hari itu haidh telah selesai, diketahui sudah bersih dan tak ada darah lagi pada saat ba’da Maghrib? Apakah shalat Zhuhur dan Asharnya harus dijamak?

Mohon bantu dijawab, Ustadz. 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Terdapat penjelasan dalam karya besarnya Al-Mughni, beliau mengatakan, 

وَإِذَا طَهُرَتْ الْحَائِضُ، وَأَسْلَمَ الْكَافِرُ، وَبَلَغَ الصَّبِيُّ قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ، صَلَّوْا الظُّهْرَ فَالْعَصْرَ، وَإِنْ بَلَغَ الصَّبِيُّ، وَأَسْلَمَ الْكَافِرُ، وَطَهُرَتْ الْحَائِضُ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ، صَلَّوْا الْمَغْرِبَ وَعِشَاءَ الْآخِرَةِ

“Apabila ada wanita haid telah suci, atau orang yang kafir masuk Islam, atau seorang remaja menginjak baligh sebelum terbenam matahari, maka mereka semua wajib shalat Zhuhur lalu dijamak dengan Ashar. Demikian pula, ketika ada seorang remaja yang menginjak baligh, atau orang kafir masuk Islam, atau wanita haidh suci sebelum terbit fajar, maka dia shalat Maghrib dan Isya'”.

 

Selanjutnya Ibnu Qudamah menyebutkan daftar ulama yang berpendapat demikian, dan perselisihan yang terjadi dalam masalah ini. Beliau melanjutkan,

وَرُوِيَ هَذَا الْقَوْلُ فِي الْحَائِضِ تَطْهُرُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، وَابْنِ عَبَّاسٍ، وَطَاوُسٍ، وَمُجَاهِدٍ، وَالنَّخَعِيِّ، وَالزُّهْرِيِّ، وَرَبِيعَةَ، وَمَالِكٍ، وَاللَّيْثِ، وَالشَّافِعِيِّ، وَإِسْحَاقَ، وَأَبِي ثَوْرٍ.

“Pendapat di atas bahwa wanita haidh yang suci harus menjamak shalat”. (Pendapat ini diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum, Thawus, Mujahid, An-Nakha’i, az-Zuhri, Rabi’ah (guru Imam Malik), Malik, al-Laits, asy-Syafi’i, Ishaq bin Rahuyah, dan Abu Thaur). 

Jika wanita haidh suci sebelum tenggelam matahari, ia tetap harus mengerjakan shalat Ashar, juga shalat Zhuhur. Begitu pula jika wanita suci sebelum Fajar Shubuh atau di waktu Isya, maka ia tetap mengerjakan shalat Maghrib dan shalat Isya.

 

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ : إذَا طَهُرَتْ الْحَائِضُ بَعْدَ الْعَصْرِ صَلَّتْ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ ، وَإِذَا طَهُرَتْ بَعْد الْعِشَاء صَلَّتْ الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ .

“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Jika wanita haidh suci setelah ‘Ashar, maka ia tetap mengerjakan shalat Zhuhur dan shalat ‘Ashar. Jika ia suci di waktu ‘Isya, maka ia tetap mengerjakan shalat Maghrib dan shalat ‘Isya”. (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/122, Ad Darimi 894, Ibnul Mundzir dalam  Al Awsath 2/243 dan Al Baihaqi 1/387).

Yang menjadi pertanyaan apabila diketahui bahwa suci dari haidh ketika waktu Maghrib. Maka itu adalah waktu di mana matahari terbenam dan sudah memasuki waktu Maghrib. Maka dari itu, kewajiban ukhti hanyalah untuk melaksanakan shalat Maghribnya tanpa harus mengqadha shalat Zhuhur atau Ashar pada hari tersebut. 

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Muhammad Naufal Imaduddien.

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag. 

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button