SBUMSBUM Ikhwan

N 039. BAGAIMANA CARA MENJAGA PANDANGAN?

BAGAIMANA CARA MENJAGA PANDANGAN?

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

Pertanyaan

Nama : Muhammad Aslih Tamimi

Angkatan : 01

Grup : 056

Domisili :

Nama Admin : Yung Tanjung

Nama Musyrif : Sakti

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Ustadz, ana mau bertanya 5 pertanyaan dengan tema yang berbeda-beda.

  1. Apakah ada hadits yang menyebutkan bahwa menjinakkan hewan pakai do’a Sulaiman atau surah An-Naml ayat 30-31? Sebab ana takutnya jadi bid’ah, Ustadz. Sebab di YouTube ada video hewan dibacakan atau didengarkan ayat tersebut langsung duduk dan diam, jadi ana ingin cari keshahihannya, Ustadz.
  1. Ustadz ana mau tanya. Ana kan setiap hari ke pasar mengantar dagangan ibu dan bapak ke bakul yang di pasar. Ana juga hampir setiap hari belanja buah untuk dagangan ibu ana yaitu es buah. Dan penjual buah itu perempuan, Ustadz dan mayoritas penjual di pasar perempuan. Pertanyaan ana, apa yang harus ana lakukan ketika ana sedang belanja buah di pasar dan perjalanan masuk pasar, kan banyak perempuan dan ana laki-laki, menurut Sunnah Rasul laki-laki harus menjaga pandangan dari wanita yang bukan mahram atau muhrimnya, Ustadz dan harus menundukkan kepala? Apakah ana harus menundukkan kepala terus jika akan berpapasan atau melewati perempuan dan pas belanja juga apa ana harus menundukkan kepala terus, Ustadz. Sebab ana takut berdosa karena zina mata sama zina hati, Ustadz?
  1. Ustadz, apakah ada do’a keluar pasar, Ustadz? Sebab do’a masuk pasar ada do’anya, Ustadz. Jadi apakah keluar dari pasar ada do’anya, Ustadz? Sebab terpikir terus oleh ana, Ustadz.
  1. Ustadz, apa yang harus ana lakukan, Ustadz? Ana ingin bekerja karena ana ingin menikah, Ustadz. Dan kata ibu diizinkan, Ustadz. Tapi waktu ibu ana bilang seperti tidak ikhlas ana bekerja, Ustadz sebab dari raut wajahnya terlihat murung, tidak senang. Hati ana bisa membaca raut wajah ibu ana, dan hati ana menyebutkan bahwa ibu belum ikhlas melepas dan tidak ingin ana bekerja, karena ana yang sering disuruh-suruh, dan ibu ana sayang ana. Jadi apa yang harus ana lakukan, apa ana harus kerja atau di rumah saja? Kalau di rumah saja, bagaimana ana bisa mengumpulkan uang untuk menikah? Tapi kalau kerja aja takut dosa dan durhaka. Jadi ana minta saran dari Ustadz.
  1. Ustadz, mana yang lebih dianjurkan atau diutamakan waktu hari Jum’at mengaji atau membaca Al-Qur’an surah Al-Kahfi atau lanjutan surah yang terakhir ana baca. Sebab bacaan ana sudah mau juz 28 dan sebentar lagi bisa khatam Qur’an. Tapi ana bingung, Ustadz sampai tidak baca kedua-duanya, sebab ana bingung, Ustadz.

Itu saja pertanyaan ana, Ustadz. Syukran.

 

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 

Jawaban

 

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

  1. Wallahu A’lam, sependek yang ana ketahui tidak ada ajian atau bacaan khusus untuk menundukkan binatang.
  1. Yang dimaksud zina mata adalah ketika menatap non mahram tanpa ada keperluan seperti belanja, menawar, membesuk yang sakit, dll atau menatap terus menerus setelah ada keperluan.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallaam berpesan kepada ‘Ali bin Abi Thalib,

يَا عَلِيّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ ، فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأَخِيْرَةُ

Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagimu (dibolehkan) pandangan yang pertama dan tidak dibolehkan bagimu pandangan yang terakhir (pandangan berikutnya)”.  [HR. Abu Dawud 2149, Tirmidzi 2777].

Catatan lainnya adalah jangan sampai berlama-lama di dalam pasar, cukup seperlunya saja. Disebutkan dalam hadits,

لَا تَكُونَنَّ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ ، وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا ، فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ ، وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ

“Jika kamu bisa, janganlah menjadi orang yang pertama masuk pasar, dan yang terakhir keluar pasar. Karena pasar adalah tempat berkumpulnya syaitan dan di sana mereka menancapkan benderanya”. [HR. Muslim 2451].

  1. Terkait do’a masuk pasar saja sebagian ‘Ulama ada yang men-dhaif-kannya, terutama tentang fadhillah tercatat baginya satu juta kebaikan dan tergugurkan karenanya satu juta keburukan, apalagi do’a keluar pasar. Wallahu A’lam ana belum tau tentang adanya do’a keluar pasar.

Catatannya adalah berkenaan dengan pasar maka aturan dalam syari’at bukan hanya tentang do’a saja, tapi juga adab, baik itu bagi pedagang ataupun konsumen. Karena itu hendaknya kita membekali diri dengan ilmu sebelum pergi ke pasar. Bukan sekadar hafalan do’a.

Ada ilmu tentang bagaimana memposisikan pasar di hati kita, sebagai hobi alias kesenangan, atau sekadar pemenuhan kebutuhan. Juga tentang bagaimana penjagaan lisan kita di pasar, mudah berjanji atau tidak, jujur atau tidak. Begitu pula tentang manajemen waktu dan keuangan di pasar, mudah mengulur waktu karena tidak membuat list kebutuhan, atau efisien karena sesuai kebutuhan saja.

  1. Sampaikan baik-baik kepada Ibu, bagaimanapun juga Antum pasti menikah untuk mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Wajah murung Ibu bisa jadi karena khawatir ditinggal atau jauh dari Antum yang begitu disayanginya setelah menikah kelak. Maka jelaskan dengan adab bahwa Antum akan tetap memprioritaskan bakti kepada orang tua setelah menikah. Dan jangan tergesa-gesa dalam menetapkan target pernikahan, jalani dengan transparan, biarkan Ibu tahu proses yang Antum jalani, mulai dari bekerja, mengumpulkan modal, memulai ta’aruf, khitbah, dan seterusnya. Jangan sampai serba mendadak karena orang tua pasti butuh waktu menata hati untuk melepas anak kesayangannya.
  1. Hari Juma’t memang disunnahkan membaca surat Al-Kahfi, tapi bukan berarti dibatasi hanya boleh membaca Al-Kahfi saja. Apalagi kalau disebutkan saking bingungnya sampai tidak baca Al-Qur’an, ini keliru. Jika kemampuan Antum dalam sehari semalam membaca kurang lebih 100 ayat, maka silakan teruskan tilawah Antum secara runtut pada hari selain Jum’at, dan baca Al-Kahfi di hari Jum’at. Tapi kalau kemampuan Antum dalam sehari semalam kurang lebih 150 ayat, maka di hari Jum’at pun Antum bisa sambil membaca surat atau ayat yang lain.

 

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Rosyid Abu Rosyidah S.Ag, M.Ag

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button