SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 259 – DO’A DAN AMALAN UNTUK YANG DITINGGAL MENINGGAL  SUAMI/BAPAK

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 259

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

DO’A DAN AMALAN UNTUK YANG DITINGGAL MENINGGAL  SUAMI/BAPAK

 Pertanyaan
Nama : Nadia
Angkatan : 01
Grup : 086
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya, Ustadz.

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin…

Apa do’a dan amalan istri yang ditinggal suaminya meninggal?

Dan apa do’a dan amalan anak yang ditinggal meninggal oleh bapaknya?

Bagaimana dengan masa ‘iddah istri, jika ketika dalam masa ‘iddah itu ada urusan yang berkenaan dengan kematian suaminya dia harus mengurus di kantor tempat suaminya bekerja karena tidak bisa diwakilkan dan jika dengan surat kuasa agak merepotkan?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.

بسم الله، الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، أمابعد.

Baarakallahu fiiki.

Kematian adalah awal perjalanan seseorang menuju akhirat nan abadi.

Dan di antara hikmah dari perbuatan Allah Al Hakiim, Dia menjanjikan pahala yang besar bagi keluarga yang ditinggalkan ketika menghadapi musibah tersebut dengan kesabaran.

Seorang istri bisa berbuat baik kepada suami yang telah wafat dengan cara mendo’akan rahmat baginya, bersedekah atas namanya.

Dan menjalankan masa ‘iddah di rumah tanpa berhias dan memakai wewangian sesuai tuntunan syari’at Islam yg mulia.

1. Doa istri ketika ditinggal wafat sang suami:

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Setiap Muslim yang menerima musibah apapun, kemudian dia membaca do’a ini maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik darinya”.
(HR. Muslim 918, Abu Daud 3119 dan yang lainnya).

Adapun do’a memintakan rahmat dan kasih sayang Allah Ar Rahiim untuk suami bisa dengan lafazh yang sudah kita ketahui bersama seperti :

اللهم اغفر له وارحمه

“Yaa Allah ampunilah dia dan rahmatilah dia.”

2. Adapun seorang anak pun masih bisa berbakti kepada orang tua yang telah wafat di antaranya dengan :

• do’a
• silaturahmi kepada kerabat orang tua
• melaksanakan wasiat
• memuliakan teman-teman bapak

Dari Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

“Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya,

‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?’

Jawab Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

نَعَمْ، الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِيفَاءٌ بِعُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا

“Ya, menshalatkan mereka, memohonkan ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan rekan mereka, dan menyambung silaturahmi yang terjalin karena sebab keberadaan mereka.”
(HR. Ahmad 16059, Abu Daud 5142, Ibn Majah 3664, dishahihkan oleh al-Hakim 7260 dan disetujui adz-Dzahabi).

Makna ‘menshalatkan mereka’ memiliki dua kemungkinan,

a.Menshalatkan jenazah mereka.

b.Mendo’akan mereka dengan do’a rahmat.

Demikian keterangan As-Sindi yang dikutip Syuaib Al-Arnauth dalam Tahqiq beliau untuk Musnad Imam Ahmad (25/458).

Di antara do’a yang Allah perintahkan dalam Al-Quran adalah doa memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita,

وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.”
(QS. Al-Isra: 24).

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ

“Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.”
(HR. Muslim No. 2552).

3. Masa ‘iddah istri ketika ditinggal wafat suami adalah 4 bulan 10 hari. Berdiam diri di rumah tanpa berhias dan memakai wewangian.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا ۖ فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿٢٣٤﴾

“Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka (istri-istri) menunggu 4 bulan 10 hari. Kemudian apabila telah sampai akhir masa ‘iddah mereka, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka menurut cara yang patut. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
(QS. Al-Baqarah : 234).

4. Adapun hajat yang mendesak maka dibolehkan dengan syarat dia keluar di siang hari, akan tetapi di malam hari dia harus pulang. Yang penting dia tidak boleh keluar dari rumah di siang hari kecuali ada kebutuhan. Adapun kebutuhannya itu berbeda-beda.

Allahu A’lam.

والله تعالى أعلم

  Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button