SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 348 – PENENTUAN PUASA ARAFAH

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 348

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

PENENTUAN PUASA ARAFAH

 Pertanyaan
Nama : Dewi Desiani
Angkatan : 02
Grup : 102
Domisili : Brunei Darussalam

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ijin bertanya Ustadz.

Hari ini di Brunei baru mulai puasa Tarwiyah dan besok baru Arafah karena Idul Adha jatuh pada hari Rabu-nya. Apakah masih boleh puasa, sedangkan lihat di Arab Saudi sedang Arafah hari ini?

Mohon pencerahannya.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.

Pertama
Puasa Arafah mengikuti wuquf di arafah.

Kedua
Puasa Arafah sesuai tanggal 9 Dzulhijjah di daerah setempat.
Karena penentuan ibadah yang terkait dengan waktu, ditentukan berdasarkan waktu di mana orang itu berada. Dan hari Arafah adalah hari yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah. Sehingga penentuannya kembali kepada penentuan kalender di mana kaum Muslimin berada.

Pendapat ini ditegaskan oleh Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah. Beliau pernah ditanya tentang perbedaan dalam menentukan hari Arafah. Kita simak keterangan beliau,

والصواب أنه يختلف باختلاف المطالع ، فمثلا إذا كان الهلال قد رؤي بمكة ، وكان هذا اليوم هو اليوم التاسع ، ورؤي في بلد آخر قبل مكة بيوم وكان يوم عرفة عندهم اليوم العاشر فإنه لا يجوز لهم أن يصوموا هذا اليوم لأنه يوم عيد ، وكذلك لو قدر أنه تأخرت الرؤية عن مكة وكان اليوم التاسع في مكة هو الثامن عندهم ، فإنهم يصومون يوم التاسع عندهم الموافق ليوم العاشر في مكة ، هذا هو القول الراجح ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول ( إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا )

“Yang benar, semacam ini berbeda-beda, sesuai perbedaan mathla’ (tempat terbit hilal). Sebagai contoh, kemarin hilal sudah terlihat di Mekah, dan hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sementara di negeri lain, hilal terlihat sehari sebelum Mekah, sehingga hari wukuf Arafah menurut warga negara lain, jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka pada saat itu, tidak boleh bagi mereka untuk melakukan puasa. Karena hari itu adalah hari raya bagi mereka.

Demikian pula sebaliknya, ketika di Mekah hilal terlihat lebih awal dari pada negara lain, sehingga tanggal 9 di Mekah, posisinya tanggal 8 di negara tersebut, maka penduduk negara itu melakukan puasa tanggal 9 menurut kalender setempat, yang bertepatan dengan tanggal 10 di Mekah. Inilah pendapat yang kuat. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,

إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا

“Apabila kalian melihat hilal, lakukanlah puasa dan apabila melihat hilal lagi, (hari raya), jangan puasa”.
(Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, volume 20, hlm. 28)

Kesimpulan

Dari dua pendapat ini, insyaaAllah yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat kedua. Adanya perbedaan tempat terbit hilal, mempengaruhi perbedaan penentuan tanggal.

Kita bisa memahami bahwa syari’at puasa Arafah bisa dipraktekkan kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia tanpa mengenal batas waktu dan tempat.

والله تعالى أعلم بالصواب

2 Desember 2021.

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button