SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 569 – SYARAT IMAM SHALAT BAGI KELUARGA

 
SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 569

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

SYARAT IMAM SHALAT BAGI KELUARGA

 Pertanyaan
Nama : Fairuz Fatin
Angkatan : 02
Grup : 35
Admin : Dini Pratiwi Nasution
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya, Ustadz.
Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Aamiin.

Qadarullah saat ini ayah ana masih dalam masa pembelajaran untuk membenarkan bacaan Qur’an dan Alhamdulillah bini’matihi tatimmusshalihaat, sebab ana lulusan pesantren dapat dikatakan ana lebih bisa dari pada beliau untuk saat ini, begitu pula adik (perempuan) ana sebab ikut pembelajaran ummi di sekolahnya. Alhamdulillah.

Qadarullah adanya edaran untuk tidak shalat di masjid dari pemerintah mengharuskan ayah ana untuk shalat di rumah.

Yang ingin ana tanyakan, bolehkan ayah ana menjadi imam untuk shalat kami di rumah?

Untuk shalat 5 waktu sampai saat ini saya hanya bersama ibu dan adik, dan ayah ana shalat sendiri. Namun untuk shalat Idhul Adha nanti bagaimana ya?

Syukran.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

  Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله،

والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.

Semoga Allah memberkahi Ukhty dan keluargamu.

Kriteria imam dalam shalat harus diperhatikan jangan sembarang orang jadi imam, maka timbangan atau penilaiannya oleh syari’at Islam. Adapun kriteria seorang Muslim yang berhak menjadi imam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam  dalam sebuah hadits secara berurutan.

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;

يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا، وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلَا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ

“Yang berhak menjadi imam shalat untuk suatu kaum adalah yang paling pandai dalam membaca Al-Qur’an. Jika mereka setara dalam bacaan Al-Qur’an, (yang menjadi imam adalah) yang paling mengerti tentang Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Apabila mereka setingkat dalam pengetahuan tentang Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, (yang menjadi imam adalah) yang paling pertama melakukan hijrah. Jika mereka sama dalam amalan hijrah, (yang menjadi imam adalah) yang lebih dahulu masuk Islam.”
(HR. Muslim No. 673 dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu).

Dalam riwayat lain, ada tambahan lafadz;

فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَكْبَرُهُمْ سِنًّا

“Jika mereka sama dalam amalan hijrah, (yang menjadi imam adalah) yang paling tua di antara mereka.”

Dengan demikian, yang paling berhak menjadi imam shalat secara berurutan adalah;

1. Yang paling pandai membaca Al-Qur’an. Jika sama-sama pandai.
2. Yang paling mengerti tentang Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Jika sama-sama mengerti.
3. Yang paling pertama melaksanakan hijrah. Jika sama dalam hal hijrah.
4. Yang lebih dahulu masuk Islam. Jika bersama masuk Islam.
5. Yang lebih tua.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan al-aqra’, apakah yang paling baik bacaannya ataukah yang paling banyak hafalannya? Jawabannya adalah yang paling baik bacaannya. Maknanya, yang bacaannya sempurna dengan pengucapan huruf sesuai dengan makhrajnya. Adapun keindahan suara bukanlah syarat.
Jika ada dua orang;
1. Bacaan Al-Qur’annya sangat baik.
2. Bacaannya baik, namun tidak sebaik orang pertama, hanya saja ia lebih menguasai fikih tentang shalat dibandingkan dengan orang pertama. Dalam hal ini, orang kedua lebih berhak untuk menjadi imam shalat. Pembahasan ini tidak berlaku jika pada pelaksanaan shalat berjamaah di sebuah masjid telah ditunjuk imam tetap, maka imam tetap tersebut yang paling berhak selama tidak ada udzur.
(Asy-Syarhul Mumti’, Ibnu Utsaimin).

Adapun tata cara Idhul Adha sama caranya sebagaimana biasa yang dicontohkan oleh Rasulullah hanya saja kalau dilakukan shalat Idhul Adhanya di rumah tidak pakai khutbah.

والله تعالى أعلم

  Dijawab oleh : Ustadz Abu Fathiyyah Abdus Syakur, S.Ud,. M.Pd.I

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button