SBUMSBUM Akhwat

SBUM AKHWAT NOMOR 655 – HUKUM MENJADI RESELLER

SBUM
Sobat Bertanya Ustadz Menjawab

 

NO : 655

Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS
https://grupislamsunnah.com

Kumpulan Soal Jawab SBUM
Silakan Klik : https://t.me/GiS_soaljawab

Judul bahasan

HUKUM MENJADI RESELLER

  Pertanyaan
Nama : Putri L.N
Angkatan: 03
Grup : 33
Nama Admin : Yuningsih
Nama Musyrifah : Ririn Mulyarini
Domisili : Surakarta

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركات

Semoga Ustadz dan semua pengurus GIS selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.

Ustadz, ana mau tanya.

Apa benar hukum reseller itu haram? Karena ada sebagian ulama yang bilang haram dan ada sebagian yang menghalalkan.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله،

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Menjadi reseller boleh jika Anda memenuhi syaratnya.

1. Anda menjual barang yang sudah jelas milik Anda.

Maka pastikan Anda telah memastikan keberadaan barang tersebut dan barang telah Anda miliki secara sempurna. Sehingga apa yang dilarang oleh syari’at tidak dilakukan, di mana tidak boleh seseorang menjual barang yang tidak ia miliki.

Sebagaimana dalam hadits dari Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِينِي الرَّجُلُ فَيَسْأَلُنِي الْبَيْعَ لَيْسَ عِنْدِي أَبِيعُهُ مِنْهُ ثُمَّ أَبْتَاعُهُ لَهُ مِنْ السُّوقِ قَالَ لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ

“Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku membelinya untuk mereka dari pasar?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab,

“Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.”

(HR. Abu Daud No. 3503; An-Nasai No. 4613; Tirmidzi No. 1232; dan Ibnu Majah No. 2187. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini sahih).

2. Anda boleh menjadi wakil atas produsen.

Anda bisa menjadi wakil atau makelar untuk menjual kembali barang yang tidak Anda kuasai/miliki, di mana hendaknya didahului dengan perjanjian sebelumnya dari pihak agen/produsen.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid membicarakan tentang masalah wakil dari pihak owner,

من وكل غيره في الشراء، فاشترى الوكيل ما وُكل فيه: صح العقد، سواء صرح فيه بأن الشراء لموكِّله، أو لم يصرح وجعله باسمه، ونزّل نفسه منزلة موكِّله.

“Siapa yang mewakilkan yang lain dalam membeli, maka si wakil boleh membeli sebagaimana yang diwakilkan untuknya”. Akad tersebut sah, terserah di sini secara tegas atas nama yang membeli adalah orang yang ia wakilkan, atau ia tidak menegaskannya dan posisi ia sendiri sudah sebagai wakil.”
(Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab No. 299918).

والله تعالى أعلم بالصواب

 Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro, Lc.

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button