SBUMSBUM Akhwat

T 122. BAGAIMANA MENGATASI FUTUR?

BAGAIMANA MENGATASI FUTUR?

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

 

Pertanyaan

Nama       :  Fulanah

Angkatan :  01

Grup        :  135

Domisili  :  –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Afwaan Ustadz, ana mau bertanya, bagaimana kondisi lazimnya seseorang yang futur?

Ana sering dapatkan diri ana dalam kondisi futur sindrom, sering terjadi, dan terkadang ana mudah untuk kembali dalam ketaqwaan, namun akhir-akhir ini ana banyak lalainya, bahkan untuk menangis dan berdo’a saja ana merasa tidak betah berlama-lama, bahkan hati ini, sukar untuk tersentuh oleh kesadaran. Ana sebenarnya pun sadar kalau ana lagi futur, namun ana juga sulit untuk menolak mengikuti hawa nafsu.

Ana minta pencerahan ustadz serta ana mohon agar ustadz mendo’akan ana agar Allah kembali memberikan hidayah-Nya kepada ana dan keistiqamahan kembali.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Baarakallahu fiiki..

Semoga Allah merahmatinya keistiqamahan kepada kita semuanya.

1. Keimanan memang terkadang naik dan turun. Dan inilah salah satu keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwasanya iman bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Allah Ta’ala berfirman :

وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا

“Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya”. (QS. Al-Mudatstsir: 31).

 

  1. Apa yang dialami oleh ukhti dialami juga oleh seluruh manusia, Shahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga mengalami hal yang sama.

Sebagaimana perkataan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ta’ala ‘anhu :

اجلسوا بنا نزداد إيمانا

“Marilah kita duduk bersama agar kita menambah keimanan”.

 

2. Ketika kita mengetahuinya bahwa iman adalah sesuatu yang bisa bertambah dan berkurang maka diperlukan kefaqihan atau kewaspadaan dari diri seseorang itu sendiri tentang keimanannya. Abu Dar’da radhiyallahu ‘anhu berkata :

من فقه العبد أن يعلم أمزداد هو أو منتقص

“Di antara fiqih seorang hamba adalah dia mengetahui apakah imannya sedang bertambah atau imannya sedang berkurang”.

 

3. Sarana-sarana untuk menambah keimanan banyak sekali yang paling pokok adalah sebagai berikut:

  1. Menuntut ilmu agama
  2. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya
  3. Mengetahui nama-nama dan sifat Allah ‘Azza Wa Jalla.
  4. Membaca sejarah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
  5. Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan dan menjauhi segala larangan.

 

4. Yang terakhir jangan lupa untuk selalu berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan, keyakinan, keteguhan dalam keimanan. Di antara do’a yang sering dipanjatkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Semoga Allah memberikan keistiqamahan, keyakinan dan keteguhan kepada ukhti.

 

Maraji’:

  1. Al-Qur’an Al-Karim
  2. Asbab Ziyadatil Liman Wa Nuqshoonihi, Syaikh Abdurazaaq Al Badr

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Ustadz Aulia Ramdanu.

Diperiksa oleh : Ustadz Yudi Kurnia, Lc.

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button