SBUMSBUM Akhwat

T 075. MELAFALKAN DO’A

MELAFALKAN DO’A

(Sobat Bertanya Ustadz Menjawab)

Pertanyaan

 

Nama : Sulisiyah Suwito

Angkatan : 01

Grup : 124

Domisili :

 

بسم الله الرحمن الرحيم 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz sekeluarga beserta seluruh tim GiS dan para anggotanya serta seluruh kaum Muslim selalu diberkahi oleh Allah Ta’ala.

Afwan Ustadz, ketika berdo’a dalam sujud jika menggunakan bahasa Indonesia, mulut kita dalam keadaan diam do’a dibaca dalam hati atau mulut boleh terbuka melafalkan do’a kita?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

 

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Sulisiyah Suwito hafizhakillah (semoga Allah menjagamu). 

Baarakallahu fiikum.

Al-Fadhil Al-Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA di dalam buku ‘Bekal Shalat Jilid 2’ halaman 544-545 beliau hafizhahullah menjelaskan:

“Hukumnya boleh, dan ini adalah pendapat yang dipahami dari perkataan Ibnu Taimiyyah رحمه الله. 

Ibnu Taimiyyah  رحمه الله berkata:

والدعاء يجوز بالعربية وبغير العربية، والله سبحانه يعلم قصد الداعي ومراده، وان لم يقوم لسانه فإنه يعلم ضجيج الأصوات باختلاف اللغات على تنوع الحاجات. 

“Dan berdo’a boleh dengan Bahasa Arab dan selain Bahasa Arab, dan Allah Ta’ala Maha Mengetahui tujuan dan keinginan seorang yang berdo’a walaupun lidahnya tergelincir maka sesungguhnya Dia Maha mengetahui bermacam suara dengan Bahasa-bahasa yang berbeda dan dengan kebutuhan yang bermacam-macam”.  (Al-Fatawa Al-Kubra 2/424).

Meskipun perkataan beliau masih umum yang ada kemungkinan yang dimaksud adalah untuk do’a yang berada di luar shalat. 

Dan pendapat ini (yaitu bolehnya) itulah pendapat yang terkuat, karena tidak ada dalil yang menunjukan keharamannya, sementara dalil datang dengan menunjukan bolehnya berdo’a secara bebas, sebagaimana dalam sabda Nabi: 

ثم يتخير من الدعاء أعجبه اليه، فيدعوا

“Kemudian ia memilih dari do’a yang ia sukai, kemudian ia berdo’a dengannya”. (HR. Bukhari No. 835).

Dan inilah pendapat yang dipilih oleh para ulama Al-Lajnah Ad-Daaimah. Mereka berkata: 

“Dan seseorang berdo’a kepada Allah di dalam shalatnya dan di luar shalatnya dengan menggunakan bahasa Arab atau selain bahasa Arab, sesuai dengan keadaan yang paling mudah menurut dia. Dan ini tidaklah membatalkan shalatnya, ketika dia berdo’a dengan selain bahasa Arab. Namun, ketika dia hendak berdo’a dalam shalat, selayaknya dia mencari doa yang terdapat dalam hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berupa do’a-do’a di dalam shalat”. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah No. 5728, 24/169).

Selesai sampai di sini penjelasan beliau hafizhahullah.

Dan kami ketika duduk d majelis ilmu para Ustadz kita tercinta hafizhakumullah, para ustadz kita tersebut sering menjelaskan kurang lebihnya: 

“Jika kita ingin berdo’a di dalam shalat dengan bahasa selain bahasa Arab seperti bahasa Indonesia misalnya, maka berdo’anya di dalam hati saja dan tidak dilafazkan. Sebab bacaan-bacaan di dalam shalat yang dilafazkan itu haruslah dengan bahasa Arab”.

Wallahu a’lam. Wallahul muwaffiq.

Semoga bermanfaat.

 

Referensi:

  1. Fiqih Shalat Berdasarkan Al-Qur’an & As-Sunnah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Media Tarbiyah.
  2. Bekal Shalat Jilid 2, Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA, Penerbit UF.

والله تعالى أعلم

 

Dijawab oleh : Abu Uwais Muhammad Yasin bin Sutan Muslim bin Amir bin Syamsuddin

Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag. 

 

Tambahan Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

Perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya berdo’a dalam bahasa Indonesia ketika shalat menurut ‘Ulama Syafi’iyyah sejatinya ada pada do’a yang Ma’tsur (berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Dan pendapat yang paling berhati-hati adalah jika orang tersebut bisa berdo’a menggunakan bahasa Arab maka tidak boleh baginya berdo’a dengan selain bahasa Arab.

Namun jika orang yang shalat tersebut tidak bisa berdo’a dengan bahasa Arab maka tidak mengapa baginya berdo’a dengan selain bahasa Arab, selama dia tetap berusaha untuk belajar bahasa Arab.

Adapun dalam do’a-do’a yang tidak Ma’tsur seperti hajat atau keinginan duniawi, maka yang paling berhati-hati adalah tidak boleh menggunakan bahasa Indonesia ketika shalat.

Salah seorang ulama Syafi’iyah, Muhammad bin Al Khatib Asy Syarbini rahimahullah berkata,

فَإِنَّ الْخِلَافَ الْمَذْكُورَ مَحَلُّهُ فِي الْمَأْثُورِ .أَمَّا غَيْرُ الْمَأْثُورِ بِأَنْ اخْتَرَعَ دُعَاءً أَوْ ذِكْرًا بِالْعَجَمِيَّةِ فِي الصَّلَاةِ فَلَا يَجُوزُ كَمَا نَقَلَهُ الرَّافِعِيُّ عَنْ الْإِمَامِ تَصْرِيحًا فِي الْأُولَى ، وَاقْتَصَرَ عَلَيْهَا فِي الرَّوْضَةِ وَإِشْعَارًا فِي الثَّانِيَةِ ، وَتَبْطُلُ بِهِ صَلَاتُهُ .

“Perbedaan pendapat yang terjadi adalah pada doa ma’tsur. Adapun do’a yang tidak ma’tsur (tidak berasal dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah), maka tidak boleh do’a atau dzikir tersebut dibuat-buat dengan selain bahasa Arab lalu dibaca di dalam shalat. Seperti itu tidak dibolehkan sebagaimana dinukilkan oleh Ar Rafi’i dari Imam Syafi’i sebagai penegasan dari yang pertama. Sedangkan dalam kitab Ar Raudhah diringkas untuk yang kedua. Juga membaca do’a seperti itu dengan selain bahasa Arab mengakibatkan shalatnya batal”. (Mughnil Muhtaj 1/273).

Lalu kapan boleh berdo’a hajat duniawi dengan bahasa Indonesia? Padahal kita tahu bahwa do’a tentang hajat duniawi adalah do’a mayoritas kita semua. Jawabannya adalah di luar shalat. Sungguh Allah telah banyak memberi kita waktu mustajab di luar shalat, seperti sepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqamah, penghujung Ashar hari Jum’at, saat safar, saat terzhalimi, dll.

Mengenai do’a dengan hati, meski berdo’a dengan hati kita katakan boleh namun berdo’a dengan hati disertai pengucapan lisan itu lebih afdhal. Karena dalam hal itu terdapat gabungan antara hati dan lisan. Inilah yang dilakukan oleh para Nabi, Rasul dan para wali Allah sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an. Seperti do’a Nabi Zakariya ‘alaihissalam,

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

“Ketika ia berdo’a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”. (QS Maryam 3).

Wallahu A’lam

 

Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣

WebsiteGIS: grupislamsunnah.com

Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah

Instagram: instagram.com/grupislamsunnah

WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com

Telegram: t.me/s/grupislamsunnah

Telegram Soal Jawab: t.me/GiS_soaljawab

YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button